Nama Widodo Makmur mungkin tidak asing ditelinga para investor. Karena di awal tahun ini ada nama Widodo Makmur Unggas (Kode saham: WMUU) yang sudah IPO lebih dulu.
Kali ini, ada nama Widodo Makmur Perkasa (Kode saham: WMPP), induk perusahaan WMUU yang akan segera IPO juga di tahun ini.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai WMPP, Jum’at, 12 November 2021 Syariahsaham mengadakan webinar bareng calon emiten yang dihadiri juga oleh Pak Eko Agmi Andriana selaku Chief of Financial Officer (CFO) dan Ibu Mega Nurfitriyana selaku Chief Operational Operation (COO) of Investor Relation, Marketing, & Finance dari WMPP.
Banyak insight menarik yang bisa kita dapat dari persentasi dan sesi tanya jawab dari manajemen. Yang paling utama adalah terkait kondisi, tantangan, prospek dan strategi perusahaan untuk terus bertumbuh.
Nah, barangkali kemarin Anda tidak hadir atau Anda melewatkan beberapa informasi penting. Berikut akan kami review serta analisis perusahaan dari segi fundamental. Baca sampai akhir ya.
Profil Singkat
PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk (WMPP) adalah salah satu perusahaan peternakan terintegrasi terbesar di Indonesia yang berfokus pada ternak sapi dan unggas. WMPP memulai bisnis peternakan sapi pada tahun 1996. Kemudian, WMPP telah berkembang ke berbagai bisnis lain termasuk perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan, dan pengolahan daging.
Pada tahun 2006, WMPP memperluas peternakan sapi dan pabrik pakan.
Kemudian, pada tahun 2013 membangun rumah potong hewan pertama untuk memasok produk daging di Indonesia.
WMPP merupakan perusahaan keluarga, sehingga pemegang sahamnya dikuasi oleh keluarga Bapak Widodo. Bapak Tumiyana, anak dari Bapak Widodo merupakan pemegang saham mayoritas sekaligus CEO dari WMPP. WMPP mempunyai 5 anak perusahaan dan 5 “cucu” perusahaan.
Model Bisnis
WMPP telah tumbuh dan berkembang selama 26 tahun, memiliki lima lini bisnis yang saling terintergrasi, yaitu:
- Peternakan Sapi Terintegrasi
- Pengolahan Makanan Berbasis Daging
- Peternakan Ayam Terintegrasi
- Komoditas Pertanian
- Konstruksi & Energi Terbarukan
Model bisnis WMPP terintegrasi secara vertikal (dari pemeliharaan, penyembelihan, dan kemudian ke pengolahan daging) dan terintegrasi secara horizontal (melalui perdagangan komoditas pertanian dan bisnis perkebunan).
Pada tahun 2020, pendapatan dan laba bersih perusahaan turun 16% dan 34% karena imbas pandemi. Namun, CAGR (Compounded Anual Growth Rate) pendapatan dan laba bersih dari tahun 2015 – 2019 berada diangka 3% dan 5%. Laba bersih cenderung lebih fluktuatif, dikarenakan ada keuntungan/kerugian dari foreign exchange.
Bisnis yang terintegrasi dan berada di satu grup menjadi sebuah kelebihan dari WMPP. Sehingga mampu menciptakan efisiensi biaya, sehingga berdampak baik bagi lini bisnis downstream (pengolahan daging).
Dari ke-5 lini bisnis yang dimilik WMPP, hanya 2 lini bisnis yang menjadi ujung tombak dan growth driver WMPP, yaitu pengolahan daging & peternakan sapi dan ayam. Dari sisi margin usaha, pengolahan daging memberikan margin yang lebih besar dibandingkan lini usaha yang lain.
Lini bisnis energi dan properti WMPP menjadi support system dengan memanfaatkan energy terbarukan. Sehingga kedepan akan menjadi cost efficiency WMPP dan margin bersih diharapkan akan terus meningkat.
Lini bisnis komoditas juga mempunyai peran penting sebagai support system. Dengan mengembangkan sendiri jagung untuk pakan ternak, mengurangi eksposur WMPP terhadap fluktuasi harga jagung yang biasanya mengurangi margin usaha perusahaan di industry ternak hewan.
Efisiensi Usaha: Startegi Cerdas Manajemen
Satu hal lagi yang menarik dari WMPP adalah usaha manajemen untuk melakukan cost efficiency. Secara umum, bisnis daging hewan ini memberikan margin yang tipis. Selain itu, pengaruh fluktuasi harga pakan ternak seperti jagung juga membuat beberapa periode tertentu membuah perusahaan di industri ini mengalami kerugian.
Selain pemanfaatan energi terbarukan, pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk kompos dan sisa jagung pakan ayam untuk pakan sapi menjadi salah dua langkah efisiensi yang telah dilakukan.
Bisa dikatakan, langkah efisiensi usaha yang dilakukan manajemen WMPP adalah suatu langkah cerdas dari WMPP untuk menjadi salah satu pemain besar di industri peternakan hewan.
Baca Juga : Membongkar Rasio ROE UNVR Yang Konsisten >100%
Bedah Pendapatan
Pendapatan WMPP selama periode 2018 – 2020 cenderung stabil. Namun, di Q2 2021, pendapatan WMPP naik signifikan sebesar 80% dibandingkan Q2 2020. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan di semua lini bisnis WMPP hingga >20%.
Lini bisnis poultry yang naik hingga 155% dan lini livestock yang naik 33% menjadi lini yang berkontrubusi besar bagi pertumbuhan pendapatan WMPP. Maka dari itu, kontribusi lini poultry meningkat menjadi 48% dari total pendapatan WMPP dari sebelunya hanya 38% di tahun 2020.
Lini poultry yang dijajaki oleh WMPP melalui anak usaha Widodo Makmur Unggas (kode saham: WMUU) mempunyai keunikan dibandingkan kompetitor. WMPP menjual daging karkas, sehingga harga jual lebih stabil dibandingkan kompetitor yang menjual pakan ternak.
Laba Yang Terus Bertumbuh
Meskipun pendapatan stabil, secara bottom line terjadi kenaikan yang luar biasa. Hal ini juga didorong efisiensi biaya yang dilakukan oleh manajemen sehingga terjadi penurunan beban pokok pendapatan. Gross profit WMPP mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan pendapatannya. Hal ini pun juga terjadi di Q2 2021.
Laba bersih konsolidasi dan laba usaha WMPP pun juga mengalami pola yang sama. Bahkan laba usaha WMPP mampu naik hingga 124% di Q2 2021.
Prospek Usaha
Secara umum, prospek industri peternakan punya prospek yang cerah. Populasi Indonesia yang terus mengalami peningkatan sehingga kebutuhan protein juga ikut naik. Peningkatan kelas menengah dan populasi dengan umur dibawah 55 tahun di Indonesia juga menjadi katalis positif terhadap daging ayam dan sapi sebagai sumber protein.
Dibandingkan dengan negara tetangga, konsumsi per kapita Indonesia terhadap daging masih cukup rendah. Bahkan kalah jauh dengan Malaysia. Ini mengindikasikan adanya ruang pertumbuhan yang luas bagi WMPP.
Penggunaan Dana IPO
Dibandingkan dengan negara tetangga, konsumsi per kapita Indonesia terhadap daging masih cukup rendah. Bahkan kalah jauh dengan Malaysia. Ini mengindikasikan adanya ruang pertumbuhan yang luas bagi WMPP.
Sebagian besar dana IPO yang didapat oleh WMPP akan digunakan untuk pengembangan usaha. Ini adalah hal yang baik karena tidak sedikit perusahaan yang akan IPO, dananya digunakan hanya untuk melunasi hutang
Berikut rincian penggunaan dana hasil IPO WMPP:
- Sekitar 11,43% akan digunakan untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (Joint Operation) export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia.
- Sekitar 19,05% akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.
- Sekitar 19,05% akan digunakan untuk pemberian modal kepada Entitas Anak Perseroan.
- Sekitar 17,90% akan digunakan untuk pembayaran utang Perseroan dan grup.
- Sekitar 32,57% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, terutama untuk pembelian bahan baku.
Sekian artikel tentang ulasan WMPP. Jika anda tertarik dan membutuhkan informasi lebih dalam, anda bisa membaca prospektus WMPP.
Semoga bermanfaat.
2 comments
Aapkah WMPP termasuk emiten syariah?
alhamdulillah kak ini syariah. bisa cek di https://syariahsaham.id/cek-saham-syariah/