Bagi mereka yang sudah berkecimpung di dalam dunia investasi, tentu sudah sangat familiar dengan terminologi ‘uang dingin’ dan suatu aturan tidak tertulis bahwa dalam investasi jangan pernah memakai uang selain uang dingin.
Namun, bagi mereka yang baru saja akan memulai investasi, istilah uang dingin ini selalu menjadi pertanyaan pertama. Apa itu uang dingin? Kenapa harus menggunakan uang dingin untuk berinvestasi?
Uang dingin merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut uang yang tidak diperuntukkan untuk kebutuhan apapun. Secara sederhana dapat disebut sebagai ‘uang mati’.
Ilustrasi
Akan lebih mudah dipahami jika diberi ilustrasi sebagai contoh sepertinya. Misalkan anda punya dua celengan ayam. Celengan A dan celengan B. Dua celengan ini sama-sama berisi 10 juta rupiah. Namun, celengan A anda ingin gunakan untuk membayar cicilan. Sedangkan celengan B anda belum tahu akan digunakan untuk apa. Dalam ilustrasi ini, uang 10 juta dalam celengan B adalah uang dingin.
Sebagai penjelasan untuk pertanyaan berikutnya, tentang kenapa harus menggunakan uang dingin untuk berinvestasi, pertama-tama harus dipahami bahwa investasi memiliki risiko.
Tentu risiko dalam berinvestasi bermacam-macam dan sebanding dengan return yang diharapkan. Namun tetap saja kemungkinan untuk rugi itu tetap ada. Dengan kata lain, sekali anda menginjakkan kaki di dunia investasi, anda harus siap dengan konsekuensi rugi.
Yang kedua, merujuk dari pernyataan pertama, jika anda siap rugi, maka jangan sampai kerugian itu bisa mengganggu uang yang sejatinya anda siapkan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena akan sangat merepotkan jika misalnya uang yang sudah anda siapkan untuk bayar belanja logistic bulan ini (misalnya) tiba-tiba jumlahnya berkurang karena kondisi bursa Indonesia sedang bearish.
Singkatnya, penggunaan uang dingin dalam investasi itu wajib. Wajib karena itu adalah salah satu jalan untuk melindungi budgeting plan yang telah anda buat.