PT Timah Tbk (TINS) ialah perusahaan pertambangan timah terbesar di Indonesia yang aktif dalam kegiatan eksplorasi untuk memperbaiki neraka cadangan timah dan melakukan berbagai upaya inovasi. Untuk mengetahui sejarah di balik kesuksesan PT Timah Tbk (TINS), simak penjelasan di bawah ini.
Profil Menarik PT Timah Tbk (TINS)
TINS telah memiliki Izin Usaha Penambahan atau IUP di darat serta lepas pantai Bangka, Belitung dan Pulau Kundur yang memiliki luas 512. 360 hektar. Perusahaan ini ialah salah satu anggota MIND ID atau Mining Industry Indonesia, BUMN Holding Industri Pertambangan.
Perusahaan TINS bekerja aktif sebagai produsen serta eksportir logam timah dengan segmen usaha penambahan timah yang telah terintegrasi. Adapun sejumlah kegiatan usahanya yakni eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemasaran. Ruang lingkupnya pun cukup luas karena mencakup bidang pertambangan, perindustrian, pengangkutan, jasa dan perdagangan.
Kegiatan utama perusahaan ini yakni sebagai perusahaan induk yang mengoperasikan penambangan timah serta melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usahanya. Ada beberapa anak perusahaan yang berada di bawah naungannya yakni bidang perbengkelan, galangan kapal, jasa rekayasa teknik, penambangan timah, jasa konsultasi, penelitian pertambangan dan penambangan non timah.
Beberapa lokasi perusahaannya yakni Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Cilegon, Banten. Visi dari perusahaan ini yaitu menjadi perusahaan terkenal di dunia yang ramah lingkungan.
Sejarah Singkat PT Timah Tbk
PT Timah Tbk (TINS) ialah perusahaan perseroan yang berdiri sejak 02 Agustus 1976. Perusahaan ini juga salah satu bagian dari Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pertambangan timah serta telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1955. Awal berdirinya pun dimulai pada era kolonial.
Di masa kolonial, ada 3 perusahaan penambang timah yang berdiri yakni Bangka Tin Winning Bedrijft, Gemeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Billiton (GMB) serta Singkep TIN Exploitatie Maatschappij (SITEM). Mulai tahun 1953 hingga 1958, tiga perusahaan Belanda itulah yang melebur menjadi 3 perusahaan negara terpisah.
Pada tahun 1961, Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara Tambang-tambang Timah dibentuk untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan tersebut yang bernama PN Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Belitung dan PN Tambang Timah Singkep. Tujuh tahun kemudian, ketiga perusahaan diubah menjadi Perusahaan Negara Tambang Timah.
Di tahun 1976, PN Tambang Timah mengubah namanya menjadi Perusahaan Perseroan yang bernama Tambang Timah. Seluruh sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia. Rentang tahun 1991 sampai 1995, PT Tambang Timah merestrukturisasi perusahaan yang dimana kantor pusatnya direlokasi dari Jakarta ke Pangkalpinang.
Di tahun 1995, PT Tambang Timah menawar saham umum perdana ketika saham perusahaannya sebesar 35% oleh publik serta 65% saham milik Negara Republik Indonesia. PT Tambah Timah Tbk mengubah anggaran dasar perseroan serta mengubah namanya menjadi PT Timah (TINS).
Perusahaan juga mendiversifikasi usaha dengan membentuk beberapa anak perusahaan yakni PT Timah Industri, PT Tambang Timah, PT Dok & Perkapalan Air Kantung (DAK), PT Timah Explomin, PT Timah Investasi Mineral, serta Indometal London Ltd. Kerjasama Operasi dengan PT Sarana Karya dilakukan untuk mengolah aspal di Pulau Buton pada 2003.
Salah satu anak perusahaannya yang bernama PT Timah Industri melakukan divestasi sebesar 275.000 sahamnya di Plimsoll Corporation. Pte. Ltd, Singapore kepada Perusahaan Sky Alliance Global Holding, Ltd. Pencatatan atas Global Depository Receipts di London Exchange dihentikan dan sejak saat inilah sahamnya hanya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 1 Februari 2012, INATIN terbentuk dengan PT Timah Tbk (TINS) dan beberapa anak perusahaannya menjadi anggotanya. Dua tahun kemudian, PT Timah Tbk dan PT Tambang Timah menggabungkan usahanya. Tiga tahun kemudian, TINS mengubah namanya menjadi PT Timah Tbk (TINS).
Pada tahun 2018, perusahaan berhasil membuat industri joint venture bekerjasama dengan perusahaan Topwide Ltd. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan area konsesi pertambangan yang luasnya 16.000 hektar. Setahun kemudian, perusahaan mengubah logonnya diikuti dengan implementasi teknologi fuming furnace.
Itulah penjelasan mengenai bagaimana profil dan sejarah singkat dari PT Timah Tbk (TINS). Seperti yang diketahui bahwa perusahaan ini telah melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan visinya sebagai perusahaan terkemuka ramah lingkungan di dunia. Tidak heran jika berhasil menjadi perusahaan pertambangan timah terbesar di Indonesia.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!