Semester I-2024, TLKM Bukukan Laba Bersih Rp 11,76 Triliun

by Minsya
5 minutes read

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami peningkatan pendapatan pada periode Januari–Juni 2024. Dari segi laba bersih, Telkom mencatatkan Rp 11,76 triliun pada semester I-2024.

Menurut laporan keuangan yang dirilis pada Senin (29/7), TLKM memperoleh pendapatan sebesar Rp 75,29 triliun hingga 30 Juni 2024. Angka ini meningkat 2,47% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 73,47 triliun.

Pendapatan dari layanan telepon mengalami penurunan sebesar 37,49% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,56 triliun. Sementara itu, pendapatan dari interkoneksi menunjukkan peningkatan sebesar 8,58% YoY, mencapai Rp 4,84 triliun.

Pada kategori layanan data, internet, dan jasa telekomunikasi informatika, TLKM mencatat pendapatan sebesar Rp 47,11 triliun. Selain itu, pendapatan dari layanan jaringan dan IndiHome masing-masing berkontribusi sebesar Rp 1,53 triliun dan Rp 12,97 triliun.

Pendapatan dari layanan telepon yang menurun sebesar 37,49% YoY hingga mencapai Rp 3,56 triliun mencerminkan tren penurunan penggunaan layanan telepon tradisional di tengah maraknya penggunaan layanan data dan internet. Di sisi lain, pendapatan interkoneksi yang naik 8,58% YoY menjadi Rp 4,84 triliun menunjukkan peningkatan dalam kerjasama antaroperator telekomunikasi.

Layanan data, internet, dan jasa telekomunikasi informatika tetap menjadi pilar utama pendapatan TLKM dengan kontribusi sebesar Rp 47,11 triliun. Hal ini menandakan tingginya permintaan terhadap layanan digital di era modern ini. Selain itu, pendapatan dari layanan jaringan menyumbang Rp 1,53 triliun, sementara layanan IndiHome, yang terus berkembang sebagai salah satu produk unggulan Telkom, mencatat kontribusi signifikan sebesar Rp 12,97 triliun.

Secara keseluruhan, meskipun ada penurunan pada beberapa segmen, peningkatan di sektor interkoneksi dan layanan digital menunjukkan adaptasi TLKM terhadap perubahan kebutuhan pasar dan kemajuan teknologi.

“Sepanjang enam bulan pertama tahun 2024, TelkomGroup tetap fokus pada pelaksanaan strategi transformasi 5 Bold Moves, yang disertai dengan berbagai aksi korporasi oleh anak perusahaan dan program Pensiun Dini untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Alhamdulillah, melalui strategi bisnis FMC Telkomsel dan pengelolaan Data Center oleh NeutraDC, Perseroan menunjukkan kinerja finansial yang positif. Ini adalah bukti nyata bahwa Telkom mampu mempercepat transformasi sehingga semua lini bisnis dapat memberikan hasil optimal bagi para pemangku kepentingan,” ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Netralnews pada Selasa (30/7/2024).

TLKM
id.tradingview.com

Penurunan Laba TLKM

TLKM juga memperoleh pendapatan dari berbagai layanan lainnya sebesar Rp 3,69 triliun. Selain itu, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp 73,73 triliun, sementara pendapatan dari transaksi lessor tercatat sebesar Rp 1,56 triliun.

Laba usaha TLKM per Juni 2024 mencapai Rp 21,63 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, angka ini mengalami penurunan sebesar 6,01% dari Rp 23,01 triliun.

Penurunan laba usaha ini disebabkan oleh peningkatan beberapa pos beban. Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi meningkat dari Rp 19,17 triliun menjadi Rp 19,46 triliun. Selain itu, beban penyusutan dan amortisasi juga naik sebesar 1,13% YoY menjadi Rp 16,12 triliun. Beban karyawan Telkom turut mengalami kenaikan dari Rp 7,84 triliun menjadi Rp 9,48 triliun.

Akibatnya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TLKM mencapai Rp 11,76 triliun di semester I-2024, turun 7,80% YoY dari Rp 12,75 triliun pada semester I-2023.

Di sisi lain, jumlah aset TLKM tercatat mengalami penyusutan dari Rp 287,04 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp 285,99 triliun per 30 Juni 2024.

Kontrak 2024

“Manajemen berharap bahwa mayoritas transaksi yang dialokasikan untuk kontrak yang belum diselesaikan pada tanggal 30 Juni 2024 akan diakui sebagai pendapatan pada periode-periode pelaporan berikutnya. Dari kewajiban pelaksanaan yang belum terpenuhi pada tanggal tersebut, bagian yang diharapkan dapat direalisasikan dalam satu tahun adalah sebesar Rp 9,95 triliun, sementara bagian yang lebih dari satu tahun adalah sebesar Rp 4,66 triliun,” demikian disebutkan oleh manajemen dalam laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (30/7/2024).

Selain itu, Telkom juga telah menandatangani beberapa perjanjian sewa menyewa yang tidak dapat dibatalkan dengan pihak ketiga maupun pihak berelasi. Perjanjian ini mencakup penyewaan jaringan, peralatan telekomunikasi, serta tanah dan bangunan, dengan jangka waktu bervariasi antara 1 hingga 32 tahun. Periode sewa ini akan berakhir pada berbagai waktu antara tahun 2025 hingga 2052. Lebih lanjut, periode sewa menyewa ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian.

Kontrak 2024

“Manajemen berharap bahwa mayoritas transaksi yang dialokasikan untuk kontrak yang belum diselesaikan pada tanggal 30 Juni 2024 akan diakui sebagai pendapatan pada periode-periode pelaporan berikutnya. Dari kewajiban pelaksanaan yang belum terpenuhi pada tanggal tersebut, bagian yang diharapkan dapat direalisasikan dalam satu tahun adalah sebesar Rp 9,95 triliun, sementara bagian yang lebih dari satu tahun adalah sebesar Rp 4,66 triliun,” demikian disebutkan oleh manajemen dalam laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (30/7/2024).

Pada bulan Juni 2024, Telkomsel berhasil menyelesaikan aksi korporasi berupa perjanjian jual dan sewa balik (sales and leaseback agreement) dengan PT Dhost Telekomunikasi Nusantara untuk 850 infrastruktur indoor (In Building Services Sites) dan menyewakan kembali 689 infrastruktur indoor dengan total nilai transaksi mencapai Rp 865 miliar. Langkah ini sejalan dengan strategi transformasi perusahaan dan mengikuti tren industri telekomunikasi yang terus berkembang.

Selain itu, Telkom juga telah menandatangani beberapa perjanjian sewa menyewa yang tidak dapat dibatalkan dengan pihak ketiga maupun pihak berelasi. Perjanjian ini mencakup penyewaan jaringan, peralatan telekomunikasi, serta tanah dan bangunan, dengan jangka waktu bervariasi antara 1 hingga 32 tahun. Periode sewa ini akan berakhir pada berbagai waktu antara tahun 2025 hingga 2052. Lebih lanjut, periode sewa menyewa ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian.

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00