Perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) merupakan suatu perusahaan energi indonesia dengan bisnisnya yang terintegrasi meliputi pertambangan, pemurnian dan logistik. Perusahaan ini menjalankan bisnis utamanya dalam bidang pertambangan batubara dan juga proses pendistribusiannya. Simak sejarah berdirinya perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
Perusahaan pertambangan ini mempunyai kegiatan pendukung yang berupa pengoprasian terminal batu bara dan mengoperasikan pembangkit listrik dan pelabuhan muat. Meskipun begitu, perusahaan ini selalu berusaha untuk tetap fokus pada produktivitas serta strategi efisiensi biaya, mencapai hasil optimal dari nilai rantai batubara serta transformasi dan diversifikasi bisnis.
Ketika dunia sudah mulai beralih dari penggunaan bahan bakar fosil menjadi sumber energi terbarukan, perusahaan ini kemudian melakukan perluasan bisnis untuk bisa memperkuat bisnis intinya. Pembangkit listrik bertenaga surya yang dikembangkan menjadi salah satu titik awal perusahaan dengan kode ITMG ini untuk menjaga masa depan industri energi.
Indo Tambangraya Megah selalu berusaha untuk berinovasi menciptakan produk serta layanan berkualitas dan terjangkau menggunakan teknologi digital sebagai landasannya dan kepedulian terhadap karyawan mulai dari berbagai latar belakang dengan masyarakat sekitar. Salah satu kunci keunggulan operasional ini adalah mengubah pola pikir budaya kerja dan perilaku karyawan ke dunia digital.
Sejalan dengan visi yang ditetapkan, tujuan dari berdirinya perusahaan ini yaitu untuk bisa menjadi perusahaan energi yang didukung dengan teknologi, inovasi inklusi sampai pembangunan berkelanjutan. Perusahaan ini selalu berusaha untuk menerapkan atau melampaui prinsip tata kelola perusahaan lingkungan, sosial dan bertanggung jawab dalam bisnisnya.
Perusahaan dengan nama Indo Tambangraya Megah Tbk ini mulai berdiri pada 02 September 1987 serta memulai bisnis komersialnya di tahun 1988. Kantor pusat dari perusahaan pertambangan ini yaitu berada di Pondok Indah Office Tower III, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan yang tempatnya ada di bagian lantai 3 dari gedung office tower III tersebut.
Operasi serta anak perusahaan dari IDM secara historis terkait dengan Grup Salim yang mempelopori bisnis batubaranya. Grup Salim telah memperoleh dan memulai operasi penambangannya bersama dengan PT Kitadin yang telah ter konsesi pertambangan batubara dengan luas 930 hektar di Kalimantan Timur tepatnya berkisar pada tahun 1986.
Segera setelah itu, muncul perusahaan baru dengan nama Pt Indominco Mandiri pada tahun 1997 dan PT Trubaindo Coal Mining yang merupakan hasil patungan antara Grup Truba dan Grup Salim. Selain itu terdapat juga PT Barasentosa Lestari dan perusahaan lain yang memasuki bisnis batu bara. Kelompok dari bisnis inilah yang dikenal dengan Indocoal.
Karena perusahaan ini sebagian dari pembayaran BLBI ke Bank Salim dan Bank Central Asia, Grup Salim harus menjual seluruh bisnis batubara yang dijalankan kepada BPPN termasuk perusahaan yang disebutkan diatas serta PT Indo Tambangraya Megah. BPPN kemudian menggelar tender guna mencari keberadaan pembeli batu bara milik Indocoal yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 5 ton/tahun.
Dari beberapa pesaing seperti PT Timah, PT Bukit Asam dan PT Bhakti Investama Tbk, Banpu kemudian mampu menawarkan aset senilai US$ 45,5 miliar kepada Indocoal. Penawaran tersebut dilakukan melalui PT Centralink Wisesa International di bulan Maret 2001. Setelah penjualan tersebut, Banpu kemudian membeli sebagian saham anak perusahaan Indocoal.
Pada saat itu, saham Indocoal masih berada dibawah kepemilikan perusahaan Grup Salim lainnya, seperti 35 persen saham Indocement di PT Indominco Mandiri. Pada tahun-tahun berikutnya, Banpu menggabungkan semua perusahaan Indocoal sebelumnya menjadi anak perusahaan PT Indo Tambangraya Megah [12] dan mengakuisisi beberapa perusahaan lain.
Pada pertengahan tahun 2000-an, ITM sudah memiliki beberapa anak perusahaan seperti PT Bharinto Ekatama serta PT Jorong Barutama Greston. Terhitung sejak 18 Desember 2007, ITM telah menjadi perusahaan publik dengan menjual 20% sahamnya pada Bursa Efek Jakarta yang sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran Rp 14.000/saham.
Hasil IPO yang dilakukan setelah penawaran tersebut yaitu sebesar Rp 3,16 triliun. Kemudian tahun 2008, saham PT Central dijual ke anak perusahaan Banpu lainnya yaitu Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd dan beberapa persen sahamnya diberikan kepada publik, dengan sisa 65% sahamnya publik. Pada tahun 2010, ITM telah tercatat sebagai eksportir batubara terbesar keempat di Indonesia.
Anak Perusahaan
Kemudian pada tahun 2014 sampai 2016, Indo Tambangraya Megah Tbk PT mendirikan beberapa anak perusahaan seperti PT ITM Energi Utama, Pt Tambang Raya Usaha Tama, Pt ITM Indonesia serta mengakuisisi PT Sentral Mutiara Energy, PT Tepian Indah Sukses, PT Nusa Persada Resources dan beberapa lainnya pada tahun 2017-2020 untuk mengembangkan bisnisnya.
Meskipun sebagian besar perusahaan tersebut merupakan perusahaan batu bara, beberapa juga terlibat dalam produksi energi matahari atau Tenaga Surya. Hingga saat ini ITM setidaknya sudah memiliki 6 tambang, 2 stasiun pemuatan batu bara, dan 5 pelabuhan. 6 tambang ITMG dimiliki oleh perusahaannya sendiri seperti PT Bharinto Ekatama yang ada di Kalimantan Timur dan Tengah.
Selain itu, terdapat juga PT Jorong Barutama Greston di Kalimantan Selatan, PT Trubaindo Coal Mining di Kalimantan Utara, PT Indominco Mandiri dan PT Kitadin Kalimantan Timur. Kemudian 3 pelabuhan yang dimiliki ITM diantaranya adalah pelabuhan batubara Balikpapan, Pelabuhan Jorong Kalimantan Selatan dan Pelabuhan Bontang di Kalimantan Timur.
Selain itu juga masih terdapat pelabuhan pemuat batu bara yang ada di Muara Berau serta Muara Jawa di Kalimantan Timur. Dalam 9 bulan pertama di tahun 2021, Perusahaan dengan Kode ITMG ini telah berhasil menjual 14,8 juta ton batu bara untuk di ekspor. Pendapatan yang diperoleh pada tahun 2021 yaitu US$ 1,3 Miliar dan keuntungan US$ 271 Juta dari perdagangan ekspor dan domestik.
Mengenal Perkembangan Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Pemegang Saham yang memiliki sekurang-kurangnya 5% atau lebih dari saham Indo Tambangraya Megah Tbk yaitu Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd dengan total 65,14%. Perusahaan induk dari Indo Tambangraya Megah Tbk yaitu Banpu Minerals (Singapore) Pte.Ltd. sedangkan Perusahaan induk utama ITMG merupakan Banpu Public Company Limited.
Perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang berdiri di bawah Kerajaan Thailand. Bidang usaha ITMG menurut anggaran dasar yaitu berupa pertambangan, konstruksi, transportasi, teknik, perdagangan, industri dan jasa. ITMG terutama bergerak di sektor pertambangan serta energi dengan berinvestasi di anak perusahaannya yang bergerak di bidang perdagangan batubara, pertambangan batubara dan jasa pertambangan.
Selain itu, perusahaan ini juga bergerak dalam bidang pemasaran energi, perdagangan minyak, dan pembangkit listrik. Pada 2007, ITMG atau Indo Tambangraya Megah Tbk PT menerima pernyataan Bapepam-LK mengenai pencatatan saham ITMG kepada publik sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal Rp500/saham dan harga penawaran Rp14.000/saham.
Saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tepatnya tanggal 18 Desember 2007. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh ketika anda memutuskan untuk melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan ini. dengan mengantongi pencatatan dari Bursa Efek Indonesia, maka anda bisa mempercayakan sepenuhnya pada perusahaan ini.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!