ADRO ialah kode saham PT Adaro Energy yang termasuk ke dalam deretan perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Selain unggul di bidang pertambangan, perusahaan ini juga dikenal sebagai produsen batubara terbesar kedua di Indonesia. Sejarah dan profil perusahaan ini menarik diketahui karena sahamnya selalu ada di indeks saham terlikuid di BEI.
Perusahaan ADRO mulai mengukir sejarahnya pada tahun 1970an. Hal ini terjadi saat pemerintah Indonesia membagi wilayah Kalimantan Timur serta Kalimantan Selatan menjadi 8 blok batu bara. Lalu, Enadimsa dari Spanyol menawarkan blok tersebut karena dinilai terlalu jauh serta kualitas batu baranya cukup rendah.
Enadimsa inilah yang mendirikan AI atau PT Adaro Indonesia untuk mengatur kegiatan pertambangan batu baranya di blok. Perlu diketahui bahwa pengambilan namanya dipilih oleh Enadimsa sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga Adaro yang mengambil peran penting pada kegiatan pertambangan beberapa abad di Spanyol.
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara atau PKP2B pun dibuat oleh AI bersama pemerintah Indonesia pada tahun 1982. Perjanjian ini berlaku hingga 30 tahun setelah produksi batu bara. Penambahan di blok tersebut mulai dilakukan pada tahun 1983 sampai dengan 1989. Hal ini terjadi tepatnya saat sebuah konsorsium sejumlah perusahaan asal Indonesia dan Australia membeli 80% saham AI dari Enadimsa.
Di awal dekade 1990-an AI melaksanakan studi kelayakan. Hal ini untuk menetapkan dasar pengembahangan serta penambangan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menentukan rute kendaraan pengangkut batu batu bara. Alhasil, dilakukannya pembangunan jalan untuk mengangkut batubara sepanjang 80 km tepatnya berada di barat Sungai Barito.
Produksi batubara ini dilakukan mulai dari tambang Paringin. Sebab, nilai panasnya lebih tinggi dari tambang Tutupan. Selain itu, tambang tersebut juga memiliki lapisan penutup dengan kandungan batu lumpur yang bagus digunakan untuk membangun jalan. Tidak sampai situ, AI juga mendekat beberapa bank untuk mendapatkan pembiayaan sejumlah US$28 juta.
Dikarenakan jenis batubara yang ditambang masih belum didistribusikan secara internasional dengan volume yang signifikan, semua bank menolak permintaan pembiayaannya. Kemudian, konstruksi jalan angkutan batubara sudah berhasil dirampungkan pada September 1990. Kegiatan konstruksi ini berlangsung selama satu tahun.

Mulai pada bulan Maret 1991, pengkonstruksian sistem penghancuran, penimbunan stok, serta pemuatan tongkang dilakukan. Pemuatan tongkang ini mampu mencapai kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun. Kegiatan konstruksi ini dilakukan di Sungai Kelanis. Masih di bulan Maret, tambang Paringin berlapis tunggal dengan tebal 30 meter dibuka.
Selanjutnya, sampel pertambangan batubara dikirim ke Australia untuk diuji pembakaran. Hasil dari uji pembakaran menunjukkan ada beberapa potensi penggunaan batubara pada pemasaran komersial. Sehingga, tambang Paringin mulai bekerja dengan penuh di Agustus 1991. Di tahun inilah AI resmi mendaftarkan nama “Envirocoal” sebagai merek dagang.
Envirocoal ialah produk batubara dengan kadar sulfur dan abu yang memiliki ultra rendah serta nitrogen yang rendah. Krupp Industries dari jerman ialah pemesan pertama dengan total pesanan sebanyak 68.750 ton. Pesanan ini dikirim pada 22 Oktober 1991 menggunakan MV Maersk Tanjong.
Setelah menjalani uji coba lebih lanjut, pengiriman batu bara kembali beroperasi pada 1922 ke beberapa pembeli yang potensial. Begitu pembangunan infrastruktur batubara selesai dan membentuk basis pelanggan, AI beroperasi secara komersial. Pada tahun ini pula, AI mulai memproduksi batubara E5000.
Adaro Energy Indonesia TBK PT (ADRO) resmi mengakuisisi AI dengan pembelian terutang sebanyak US$923 juta. Jumlah ekuitasnya yaitu US$50 juta. Kemudian, perusahaan ini resmi menguasai BEI atau Bursa Efek Indonesia di tahun 2008. Lalu, berekspansi ke luar Kalimantan Selatan dengan mengakuisisi 5% saham dari proyek IndoMet Coal.
Kegiatan berekspansi dilanjut ke Sumatera Selatan dengan mengakuisisi PT Mustika Indah Permai serta PT Bukit Enim Energi. Kedua perusahaan tersebut ialah perusahaan batu bara. ADRO kemudian meneken perjanjian mengakuisisi 90% saham PT Bhakti Energi Persada pada tahun 2012.
Tidak sampai situ, perusahaan ini juga mengakuisisi PT Semesta Centramas, PT Paramitha Cipta dan PT Laskar Semesta Alam. Perusahaan ini mengkonsumsi tambangnya dekat dengan wilayah AI. Tepatnya di bulan Juni 2016, perusahaan ini dengan J-Power dan Itochu membangun PLTU dengan teknologi ultra-supercritical dengan kapasitas 2×1000 MW.
Perusahaan ini kemudian menginvestasi sebesar US$4,2 miliar pada proyek pembangunan PLTU. Akuisisi terhadap 75% saham proyek IndoMet Coal dirampungkan pada tahun 2016. Kemudian, perusahaan ini mengakuisisi tambang batu bara di Australia dan menjalankan PLTU 2×100 MW di Tabalong. Pertama kalinya, perusahaan ini mengirimkan batubara ke pelanggan di Jepang.
Profil Perusahaan ADRO
Adaro Energy Indonesia TBK PT (ADRO) ialah perusahaan pertambangan unggul yang berkembang menjadi organisasi terintegrasi secara vertikal. Anak-anak perusahaannya terlibat dalam kapal besar, pertambangan, jasa pelabuhan, pemuatan di kapal, pengerukan, pemasaran serta penghasil listrik.
Perusahan ini menjalankan pertambangan batu bara tunggal terbesar yang ada di Indonesia tepatnya di Kalimantan Selatan. Adapun tujuan dari perusahaan yang didirikan pada 28 Juli 2004 ialah menjad grup pertambangan serta energi yang besar di Asia Tenggara. Perusahaan ini didaftarkan di BEI pada 19 Juli 2008.
Perusahaan ADRO memiliki lima anak perusahaan utama. Perusahaan-perusahaan tersebut ialah Adaro Indonesia (AI), Maritim Barito Perkasa, Sarana Daya Mandiri Saptaindra Sejati, serta Adaro Eksplorasi Indonesia. Anak-anak perusahaannya menjalankan pertambangan dan perdagangan batu bara, jasa kontraktor pertambangan, logistik dan infrastruktur batubara, dan konstruksi dan pengelolaan pembangkit listrik.
Melalui anak perusahaannya, Adaro Indonesia mengoperasikan konsesi, Tutupan, Wara, dan Paringin. Batu bara ini diproduksi di tambang-tambang yang kebanyakan dikirim ke berbagai pembangkit tenaga listrik kelas tinggi seluruh dunia. Perusahaan ini juga mempunyai aset-aset pertambangan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.
Produktivitas Perusahaan ADRO
Adaro Energy Indonesia TBK PT (ADRO) menghasilkan batu bara ramah lingkungan karena mengandung unsur sulfur, nitrogen, dan debunya yang tergolong rendah. Batubara ini didistribusikan secara internasional dengan nama Envirocoal. Adapun pasar-pasar ekspor besarnya berada di negara Jepang, India, Korea Selatan, Spanyol, Republik Rakyat Tionghoa.
ADRO mengoperasikan sumber batubaranya sebesar 1,8 miliar ton. Hal ini termasuk juga pada gabungan batubaranya sebesar 1,1 miliar ton. Perusahaan ini juga memiliki target dalam memproduksi batu bara sekitar 80 juta ton per tahunnya. Tidak hanya batu bara, ADRO juga memiliki aset-aset lain yang memfasilitasi operasinya.
Adapun aset-aset yang dimilikinya yaitu jalan untuk kendaraan jauh dengan panjang 75 kilometer. Jalan inilah yang menghubungkan wilayah pertambangan dengan fasilitas peremukan di Kelanis, Kalimantan. Terminal batubara di Pulau Laut juga tersedia. Melalui anak perusahaannya, ADRO mempunyai armada kapal pertambangan penuh.
Itulah informasi mengenai Adaro Energy Indonesia TBK PT (ADRO) yang wajib diketahui. Bisa disimpulkan bahwa perusahaan ini telah menjalani berbagai usahanya dalam memproduksi pertambangan batu bara. Sehingga, berhasil menjadi suatu perusahaan pertambangan produsen batu bara terbesar kedua se-Indonesia.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!