Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup banyak orang, salah satunya investasi saham atau Reksa Dana. Akses yang lebih mudah terhadap informasi dan kemudahan berbelanja secara online telah memicu peningkatan konsumsi impulsif di kalangan masyarakat. Fenomena ini sering kali mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Pentingnya belajar mengelola uang, terutama di usia muda, semakin disadari oleh banyak orang. Beberapa tokoh publik, seperti Alodita dan Raditya Dika, telah memberikan perhatian khusus terhadap pentingnya manajemen keuangan, khususnya bagi generasi muda yang cenderung impulsive dalam pengeluaran mereka.
Namun, pertanyaannya adalah bagaimana cara efektif mengelola uang di tengah godaan belanja yang terus menerus? Bagaimana kita bisa tetap berpegang pada kebijaksanaan finansial sambil menghindari godaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan?
Salah satu cara yang sering disuarakan oleh para ahli keuangan untuk mengelola uang adalah melalui investasi. Investasi adalah kegiatan menempatkan modal atau dana dalam suatu usaha atau proyek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan.
Secara sederhana, investasi mirip dengan memberikan modal kepada orang lain, lalu modal tersebut dipergunakan untuk menjalankan suatu bisnis atau proyek. Dari hasil bisnis atau proyek tersebut, kita kemudian akan memperoleh bagian dari keuntungan sesuai dengan persentase yang telah disepakati. Dengan cara ini, kita dapat tetap memiliki tabungan atau investasi sambil tetap memenuhi kebutuhan belanja kita. Konsep ini sangat menarik, bukan?
Jenis investasi sebenarnya sangatlah beragam. Namun, jika kita membicarakan tentang popularitasnya, terutama di kalangan kaum muda, investasi dalam bentuk saham dan reksadana menjadi yang paling diminati.
Pertanyaannya adalah, apa sebenarnya saham dan reksadana? Apakah ada perbedaan di antara keduanya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Mengenal Perbedaan Saham dan Reksa dana
1. Saham
Saham merupakan bentuk kepemilikan seseorang atau entitas di dalam sebuah perusahaan. Secara sederhana, memiliki saham berarti kita memiliki bagian atau pemilikan di suatu perusahaan. Saat kita membeli saham, kita seolah-olah menanam modal di bisnis perusahaan tersebut.
Biasanya, untuk membeli saham, kita akan menggunakan jasa seorang perantara yang biasa disebut broker. Broker ini akan bertindak sebagai penghubung antara kita dengan perusahaan yang sahamnya ingin kita beli. Di Indonesia, para broker ini beroperasi di bawah bendera sebuah lembaga yang dikenal sebagai Perusahaan Efek.
Dalam teori, kita bisa membeli saham dari berbagai perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan terkenal atau yang tidak terlalu dikenal. Misalnya, kita bisa memiliki saham dari perusahaan pembuat mie instan yang setiap hari kita konsumsi.
Namun, penting untuk diingat bahwa berinvestasi dalam saham juga memiliki risiko yang cukup besar. Kondisi bisnis di perusahaan tempat kita memiliki saham akan sangat memengaruhi nilai saham tersebut. Artinya, kita bisa mengalami keuntungan yang besar, tetapi juga kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, melakukan riset yang matang dan mengandalkan insting bisnis yang baik sangatlah penting dalam bermain saham.
2. Reksa Dana
Reksa dana merupakan suatu wadah investasi yang menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian diinvestasikan ke dalam berbagai instrumen keuangan oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio efek, yang merupakan kumpulan surat berharga seperti obligasi, deposito, dan saham.
Portofolio efek ini dikelola oleh Manajer Investasi yang ahli dalam memantau dan mengambil keputusan investasi berdasarkan pergerakan pasar. Sebagai investor, kita tidak perlu melakukan pemilihan investasi sendiri seperti dalam investasi saham. Sebaliknya, kita menyerahkan pengelolaan dana kepada Manajer Investasi yang lebih berpengalaman, sehingga risiko investasi cenderung lebih rendah daripada bermain saham sendiri.
Jika tertarik untuk berinvestasi dalam reksa dana, OCBC NISP menyediakan beberapa produk reksa dana yang dapat dipilih sesuai preferensi. Beberapa jenis reksa dana yang tersedia antara lain:
- Reksadana pasar uang
- Reksadana pendapatan tetap
- Reksadana campuran
- Reksadana saham
- Reksadana terproteksi
- Reksadana berjangka
Kita dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi kita. Misalnya, reksa dana pasar uang cocok untuk investasi jangka pendek dengan risiko yang lebih rendah, sementara reksa dana saham cocok untuk investasi jangka panjang dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
Kelebihan & Kekurangan Saham
Kelebihan Saham:
- Potensi Pertumbuhan yang Tinggi: Saham memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Jika Anda memilih saham dengan bijaksana, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan dari kenaikan harga saham.
- Pemilikan Sebagian Perusahaan: Memiliki saham berarti Anda memiliki bagian kecil dari perusahaan tersebut. Ini memberi Anda hak suara dalam pemilihan manajemen perusahaan dan keputusan penting lainnya.
- Dividen: Beberapa saham membayar dividen kepada pemegang saham mereka, yang merupakan pendapatan tambahan yang bisa Anda terima secara berkala.
- Liquidity Tinggi: Saham relatif mudah diperdagangkan di pasar sekunder, yang berarti Anda dapat membeli dan menjualnya dengan mudah.
Kekurangan Saham:
- Volatilitas Tinggi: Harga saham bisa berfluktuasi secara signifikan dalam waktu singkat karena faktor pasar dan berita eksternal.
- Resiko Tunggal: Investasi saham dapat menjadi resiko tunggal karena kinerja perusahaan yang buruk atau masalah internal.
- Pengetahuan dan Waktu: Investasi saham membutuhkan pengetahuan yang baik tentang pasar saham dan memerlukan waktu untuk melakukan riset dan analisis.
Kelebihan & Kekurangan Reksa Dana
Kelebihan Reksa Dana:
- Diversifikasi: Reksadana berinvestasi dalam berbagai saham dan/atau obligasi, sehingga dapat memberikan diversifikasi yang lebih besar dan mengurangi resiko tunggal.
- Manajemen Profesional: Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang ahli dan berpengalaman, yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan investasi.
- Akses Mudah: Investasi dalam reksadana sangat mudah dan terjangkau bagi investor ritel. Anda bisa memulai investasi dengan jumlah yang kecil.
- Likuiditas: Reksadana juga memiliki likuiditas tinggi, yang memungkinkan Anda untuk membeli dan menjual unit secara mudah.
Kekurangan Reksa Dana:
- Biaya Manajemen: Ada biaya manajemen yang harus dibayarkan oleh investor untuk layanan manajemen dan administrasi reksadana.
- Tidak Ada Kontrol Individual: Pemegang saham reksadana tidak memiliki kendali langsung atas portofolio investasi. Keputusan investasi sepenuhnya di tangan manajer investasi.
- Return yang Terbatas: Potensi pengembalian dari investasi dalam reksadana mungkin lebih rendah dibandingkan dengan investasi langsung dalam saham individual yang berhasil.
Mana yang Sebaiknya Dipilih?
Pertanyaan yang sering muncul adalah, antara saham dan reksa dana, mana yang lebih cocok untuk kaum yang kadang khilaf seperti kita?
Sebenarnya, dalam memilih investasi, keputusan akhir tetap berada di tangan masing-masing individu. Investasi merupakan proses di mana kita harus mempertimbangkan risiko yang akan kita tanggung. Jika kita suka mengambil risiko dan siap dengan kemungkinan kerugian besar, maka bermain saham mungkin lebih cocok. Konsep “high risk means high return” berlaku di sini. Artinya, jika beruntung, kita bisa mendapatkan keuntungan besar, tetapi jika terjadi kerugian, kerugian tersebut juga bisa besar.
Namun, bagi mereka yang lebih memilih keamanan dan stabilitas, reksa dana bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai. Meskipun potensi keuntungannya tidak sebesar saham, investasi dalam reksa dana cenderung lebih stabil. Meskipun imbal hasilnya tidak besar, namun passive income akan tetap ada.
Namun, penting untuk diingat bahwa baik saham maupun reksa dana memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang penting, keduanya merupakan bentuk investasi yang baik, hanya saja tingkat risikonya berbeda. Terlebih lagi di masa sulit seperti sekarang, investasi dapat menjadi faktor penentu yang dapat membantu kita mengatasi tantangan keuangan. Dalam situasi apapun, lebih baik melakukan investasi daripada tidak melakukan investasi sama sekali.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!