Ristorante: Inovasi PZZA Strategi Membendung Seruan Boikot 2024?

by Minsya
11 minutes read

Belum lama ini masyarakat dikejutkan oleh perubahan nama Pizza Hut, menjadi Ristorante. Perubahan nama ini terkesan mendadak di tengah merebaknya seruan boikot terhadap PZZA. Lantaran PZZA diduga terafiliasi dengan Israel dan sekutunya. Lantas apa maksud perubahan nama menjadi Ristorante? Sebuah inovasi atau sebagai strategi untuk membendung seruan boikot?

Dalam empat tahun terakhir, nampaknya bukan tahun yang membawa keberuntungan bagi PZZA. Setelah pemerintah merubah status pandemic, menjadi endemic sejak diterbitkannya Keppres Nomor 17 Tahun 2023 pada bulan Juni 2023. Imbas positifnya cukup terasa, di mana beberapa industri yang terdampak secara langsung, mulai berbenah diri. Salah satu yang terdampak dari industri food and beverages adalah PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Namun, nasib malang tidak dapat dihindari. Di tengah upayanya bangkit, kini PZZA justru dibebani dengan semakin maraknya seruan boikot. Pasalnya PZZA diduga terafiliasi Israel, sehingga mendukung agresi militer terus terjadi di Gaza sampai sekarang.

Tidak hanya, dibebani dengan seruan boikot. Harga saham PZZA juga nampak terpukul, karena berada dalam tren bearish. Sehingga harga saham PZZA menyentuh level 368 – 374an, menjadi harga terendahnya sepanjang listing di BEI.

RTI Bussiness

Ristorante: Inovasi PZZA Sasar Gen Z dan Milenial

ristorante

Cukup mengejutkan masyarakat, lewat akun Instagram resminya PZZA mengumumkan pembukaan gerai terbarunya. Mengusung konsep terbarunya ‘Ristorante’, tercatat saat ini ada 21 cabang Pizza Hut berubah menjadi Ristorante. Cabang-cabang tersebut terdapat di kota Jakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Malang, Makassar, dan Padang.

PZZA mengklaim, konsep Ristorante ini akan fokus menargetkan Gen Z dan milenial. Dengan menawarkan menu-menu teranyar yang berbeda dari Pizza Hut biasa. Antara lain Bifuteki steak, Pasta con Bistecca, Quattro Formaggi pizza, Panna cotta, Salmon/Chicken Caesar Salad, and Margherita Pizza. Yang mana menu-menu itu telah menyesuaikan cita rasa dengan lidah Indonesia.

Dengan konsep Ristorante itu, maka secara tidak langsung turut mengubah desain gerai, menjadi lebih unik. Sehingga suasananya pun berbeda dengan Pizza Hut sebelumnya.

Boy Ardhitya Lukito – Selaku Direktur Operasional mengungkapkan bahwa Ristorante merupakan manifestasi dari inovasi lokal. Ide ini diluncurkan langsung oleh Pizza Hut Indonesia, dengan konsep dari dan untuk masyarakat Indonesia.

Berkenaan dengan perubahan inovasi PZZA, dari Pizza Hut menjadi Ristorante. Tentu memicu berbagai pertanyaan, apakah langkah PZZA ini murni sebagai bentuk inovasi perusahaan, agar kinerja kembali terdongkrak? Atau memang ada kaitannya dengan seruan boikot yang belakangan semakin gencar?

Nah menanggapi itu. Boy Ardhitya Lukito pun angkat bicara.

kumparan.com

Berdasarkan ungkapan Direktur Operasional PZZA tersebut, nampak bahwa benar adanya PZZA terdampak secara langsung. Yang membuatnya mengalami penurunan kinerja perusahaan. Akibatnya harga saham PZZA dalam tren bearish sampai sekarang ini.

Tentu pernyataan tersebut, menguatkan bahwa berubahnya 21 cabang PZZA menjadi Ristorante, memang dipicu oleh merebaknya seruan boikot atas produk-produk yang diduga terafiliasi Israel.

Tantangan-tantangan yang Dihadapi PZZA dan Kondisi Keuangan PZZA

Periode tahun 2020 – 2023 mungkin menjadi tahun-tahun terberat, bagi PZZA yang sudah IPO pada tahun 2018 ini. Berakhirnya pandemic Covid19, menjadi Endemic rupanya tidak serta merta membangkitkan kembali kinerja keuangannya.

Lantaran kini, PZZA semakin terbebani dengan gencarnya seruan boikot atas produk-produk yang diduga terafiliasi Israel.

Hal ini, tentu berdampak pada kinerja keuangannya dari segi bottomline dan earning per share yang masih sulit menunjukan pemulihan.

Net Profit dan EPS PZZA yang masih minus. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team

Jika dilihat lebih deep, maka per kuartal III-2023 PZZA masih membukukan rugi sebesar Rp52 miliar Annualized.

Turunnya Net Profit PZZA tersebut, dipicu oleh membengkaknya beberapa beban di bawah ini:

Yang menunjukkan pada kuartal III-2023 ini, PZZA masih belum menunjukkan perbaikan kinerja. Justru sebaliknya beban yang ada semakin membengkak.

Meskipun, PZZA masih mencatatkan kenaikan pendapatan sekitar 4.56% YoY, menjadi Rp2.75 triliun di kuartal III-2023, sedikit lebih tinggi dari Rp2.63 triliun di kuartal III-2022. Nyatanya kenaikan pendapatan ini, belum bisa mendongkrak pertumbuhan laba PZZA.

Tidak heran, jika kemudian PZZA memutuskan melakukan inovasi. Agar bisa memperbaiki kinerja dari sisi keuangan. Tentunya dengan optimisme, bahwa kinerja dapat mencapai target yang diinginkan, yakni kembalinya ke performance keuangan tahun 2019.

Jurus Lain PZZA Agar Tetap Eksis

Berdasarkan public expose PZZA, perusahaan berhasil melakukan penambahan gerai baru sebanyak 75 unit pada tahun 2022. Di waktu yang sama, PZZA juga memangkas outlet-outlet lama yang dirasa sulit untuk menghasilkan laba.

Strategi selanjutnya di sepanjang tahun 2023 adalah bagaimana cara perusahaan mampu mendorong peningkatan kinerja dari masing-masing outlet PZZA tersebut. Khususnya bagi gerai-gerai yang dibuka pada tahun 2022.

Namun dengan hasil yang belum mencapai targetnya, maka di tahun 2024 ini. Nampaknya PZZA akan kembali melanjutkan strategi yang sama. Agar gerai yang sudah dibuka tersebut mampu mencetak pertumbuhan laba. Baik itu dengan cara memaksimalkan sales atau bahkan menekan beban hutang bank yang sudah cukup tinggi. Saat ini tercatat PZZA peningkatan beban keuangan yang cukup signifikan dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 52%.

Kesimpulan

Ya, Ristorante bisa menjadi jawaban bagi kita, bahwa PZZA memang sedang berupaya mengembalikan ‘eksistensinya’ dan mempertahankan pangsa pasarnya. Di tengah seruan boikot atas produk-produk diduga terafiliasi Israel.

Hanya saja, untuk bisa memulihkan kinerjanya, PZZA tidak bisa melakukannya secara instan. Bisa jadi dampak seruan boikot, semakin terlihat pada laporan keuangan PZZA di kuartal IV-2023 mendatang.

Tidak hanya itu, dari kinerjanya secara bottom line, saat ini PZZA menjadi tidak terlalu menarik untuk diinvestasikan. Adapun nilai PER dari PZZA di -21x dan PBV di level 0.99x, dengan ROE sebesar -4.61%.

Menurut teman-teman investor, apakah PZZA mampu mengembalikan laba yang hilang dalam beberapa tahun terakhir?

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00