PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) Profil dan Sejarah

by Minsya
6 minutes read

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merupakan produsen ban terbesar di Asia Tenggara. Memiliki kantor pusat di Jakarta, perusahaan ini telah berdiri lebih dari setengah abad yang lalu. Perusahaan ini memiliki pasar besar di seluruh wilayah Indonesia juga luar negeri, yang kemudian mengantarkan perusahaan ini mencatat pendapatan total hingga 13 triliun rupiah pada tahun 2020.

Gajah Tunggal adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang produksi dan distribusi ban berkualitas tinggi. Produk dari perusahaan ini meliputi ban dalam, ban luar, kain ban, dan karet sintetis dengan varian merk GT Radial, GITI, dan Zeneos. Perusahaan ini sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Denham Pte Ltd (49,5%) dan Compagnie Financière Michelin (10%).

Selain itu, mereka juga memiliki beberapa anak perusahaan meliputi: PT Prima Sentra Megah, PT Filamendo Sakti, PT Speedwork Solusi Utama, PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia, dan PT Polychem Indonesia Tbk. Dengan demikian, menjadikan perusahaan ini merupakan yang terbesar pula di Indonesia.

Gajah Tunggal
https://www.gt-tires.com/indonesia/corporate.asp?menuid=3&classification=12&language=1

Sertifikasi Gajah Tunggal Tbk

Dengan statusnya sebagai produsen ban terkemuka, GJTL selalu berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produknya. Bentuk usaha yang dilakukan adalah menerapkan sistem manajemen yang berstandar internasional yang sudah bersertifikasi ISO 9002. Selain itu, pabrik perusahaan ini juga sudah memiliki sertifikasi ISO 9001. 

Lebih dari itu, perusahaan ini juga telah menerima beragam sertifikasi penting, baik itu dari dalam maupun luar negeri. Beberapa di antaranya yaitu: ISO/TS 16949, ISO 14001:2004, IATF 16949:2016. Selain itu, pengujian produk sudah terakreditasI ISO/IEC 1702, bersamaan dengan itu Laboratorium PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) juga dianggap memiliki kompetensi sebagai laboratorium testing.

Sedangkan untuk produknya sendiri, telah memiliki sertifikat produk SNI (Indonesia), BPS (Filiphina), GSO (Middle East), SASO (Arab Saudi), DOT (USA), E-mark (Eropa), In-metro (Brasil), VSCC (Taiwan), SONCAP (Nigeria), BSI BIS (India), LATU (Uruguay), dan ISIRI (Iran). Dengan demikian, menunjukan bagaimana kualitas produk perusahaan ini selalu terjamin.

Sejarah Gajah Tunggal

Tahun 1951 merupakan waku dimana GJTL resmi didirikan. Yang mana perusahaan ini berkecimpung dalam bidang produksi dan distribusi ban sepeda. Kemudian terus berkembang hingga pada tahun 1971, terdapat bantuan teknik dari perusahaan asal Jepang, Inoue Rubber Company. Bantuan ini berdampak pada meningkatnya kualitas produksi ban perusahaan. 

Tahun 1981, mulai melebarkan bisnis dengan mulai memproduksi ban bias untuk banyak jenis kendaraan, mulai dari kendaraan penumpang hingga niaga. Produksi ban bias ini juga dibantu oleh bantuan teknik dari perusahaan asal Jepang, Yokohama Rubber Company. Lalu, pada tahun 1990,  resmi masuk ke Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Tahun 1991 terjadi akuisisi  terhadap GT Petrochem Industries (TC), salah satu produsen kain ban dan benang nilon di Indonesia. Kemudian, tahun 1993, perusahaan ini secara resmi memulai produksi komersial ban radial yang ditujukan untuk mobil penumpang dan juga truk ringan. 

Tahun 1995 kembali mengakuisisi, dimana saat itu yang diakuisisi adalah Langgeng Baja Pratama yang merupakan produsen kawat baja. Pada 1996, perusahaan ini mengakuisisi Meshindo Alloy Wheel Corporation yang merupakan produsen velg alumunium. Saat itu GT Petrochem Industries, salah satu anak perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), juga mulai memproduksi etilen glikol, karet sintetis, serta benang dan serat poliester.

Tahun 2001 perusahaan ini membuat perjanjian produksi dengan perusahaan manufaktur ban asal Finlandia, Nokian Tyres Group. Perjanjian ini dibuat dalam rangka mulainya usaha produksi beberapa jenis ban mobil penumpang untuk kebutuhan ekspor. Lalu, tahun 2002, berhasil menyelesaikan restrukturisasi akibat dampak krisis keuangan di Asia. 

Tahun 2004, setelah berhasilnya proses restrukturisasi, Gajah Tunggal mengakuisisi aset TC dan Styrene Butadiene Rubber. Lalu, terjadi divestasi saham di Langgeng Baja Pratama, mulainya perjanjian off-take dengan Michelin, juga peluncuran gerai TireZone. Tahun 2005, perusahaan ini menerbitkan Obligasi Global yang bernilai USD 325.000.000 dan divestasi saham di Meshindo Alloy Wheel Corporation.

Tahun 2006, menyabet penghargaan bergengsi, yaitu Best Managed Company in Indonesia. Setahun setelahnya, pada 2006, perusahaan ini mendapat suntikan dana tambahan sebesar USD 95.000.000 dari Obligasi Global yang belum dibayarkan sebelumnya. Dimana dana tersebut digunakan untuk keperluan riset dan pengembangan produk, juga keperluan emisi saham untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

Tahun 2007 merupakan tahun yang berkesan karena Gajah Tunggal menerima penghargaan Primaniyarta dari Presiden Republik Indonesia. Selain itu, perjanjian off-take dengan Michelin mencapai 2,8 juta ban. Lalu, tahun 2009, perusahaan ini berhasil menyelesaikan penawaran pertukaran terhadap Obligasi Global yang belum dibayarkan. Selain itu, menyabet penghargaan Anugerah Produk Asli Indonesia dan sertifikasi ISO 14001 untuk sistem manajemen.

Tahun 2010 PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) meluncurkan ban ramah lingkungan pertama di Indonesia, Champiro Eco. penjualan konsolidasi perusahaan ini juga mencapai nilai 1 milyar Dolar AS. Lalu, tahun 2011, perusahaan ini berhasil mengekspor ban radial hingga lebih dari 10 juta ban dengan penjualan mencapai 10 triliun rupiah. Selain itu, mendapat gelar Top 10 – Best Management Company dan Best Big Company.

Tahun 2012 adalah tahun dimana GJTL menyabet berbagai macam penghargaan, meliputi Indonesia’s Mid-cap Company, Primaniyarta – Global Brand Development, dan Indonesia’s Trusted Company. Perusahaan ini juga telah membeli lahan tanah di Karawang guna keperluan pembangunan dan ekspansi bisnis di masa depan.

Tahun 2013, perusahaan ini menerbitkan Senior Secured Notes yang bernilai USD 500.000.000 dan jatuh tempo pada 2018. Dana dari Notes tersebut difungsikan untuk menebus Callable Step-up Guaranteed Secure Bond yang jumlah prinsipalnya mencapai USD 412.495.000 dan jatuh tempo pada 2014. Sisa dana tersebut kemudian untuk biaya belanja modal.

Tahun 2014 mulai membangun pabrik baru yang fokus produksinya pada ban radial untuk truk dan bus. Kemudian, pada 2015, perusahaan ini kembali mendapat penghargaan Primaniyarta untuk yang kelima kalinya. Dan tahun 2016, perusahaan ini meluncurkan ban GITI TBR dan meresmikan Proving Ground Gajah Tunggal di Karawang.

Tahun 2017, menandatangani perjanjian Senior Secured Syndicated Financing Facility dengan beberapa Bank. Lalu, tahun 2018, perusahaan ini melakukan patungan dengan Inoue Rubber Company untuk membangun PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia, sebuah perusahaan produsen ban sepeda motor performa tinggi.

Tahun 2019, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menerima penghargaan Primaniyarta untuk yang ketujuh kalinya dan mendapat sertifikasi EDGE. Kemudian, tahun 2021, perusahaan ini menandatangani Senior Secured Syndicated Financing Facility baru yang bernilai Rp. 1.325.000.000 dan menerbitkan Senior Secured Notes yang bernilai USD 175.000.000 dan jatuh tempo pada 2026.

Dengan pengalaman lebih dari tujuh puluh tahun berkecimpung dalam industri ban Indonesia, GJTL menjadi produsen ban terbesar di Asia Tenggara. Dimana produk yang dimiliki meliputi ban berkualitas tinggi yang memiliki berbagai macam jenis dan fungsi, mulai dari ban untuk sepeda motor, kendaraan penumpang, kendaraan niaga, hingga kendaraan performa tinggi.

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00