Pernah dengar PT Bayan Resources Tbk (BYAN)? Pendiri perusahaan ini cukup terkenal akan kesuksesannya hingga menjadi orang terkaya di Indonesia. Pada perkembangannya, perusahaan ini berhasil menjadi salah satu perusahaan besar yang berfokus di bidang pertambangan batu bara. Untuk mengetahui sejarah perkembangannya, simak penjelasan di bawah ini.
Profil PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang Menarik Dipelajari
Dibalik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), terdapat Bayan Group sebagai inovator di bidang industri pertambangan batubara di Indonesia. Grup ini selalu mengikuti metode serta teknologi baru dalam menjaga posisinya sebagai salah satu produsen batubara dengan biaya rendah di Indonesia.
Perusahaan ini ialah perusahaan tambang pertama di Indonesia yang memanfaatkan through-seam blasting di Wahana. Bahkan, kini perusahaan telah memiliki beberapa truk pengangkutan batubara terbesar yang ada di Indonesia. Hal ini karena kapasitasnya yang telah mencapai 250 ton.
Perusahaan juga telah menerapkan FMS atau Fleet Management System di lokasi pertambangannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi serta efisiensi operasi tongkang. Tidak hanya itu, perusahaan juga telah dilengkapi dengan teknologi yang mampu menunjang penyebaran radar stabilitas lereng geoteknik.
Teknologi tersebut mampu memantau lereng dengan memprediksi kegagalan lereng secara akurat. Adapun beberapa infrastruktur batubaranya dimiliki oleh Balikpapan Coal Terminal, Floating Transfer Barge, serta Dermaga Perkasa dan Wahana. Fasilitas yang dimilikinya pun mampu membongkar muatan batubara, menimbun batu bara serta memuat kapal.
Sejarah Menarik dari PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
Perusahaan mulai mencetak sejarahnya di bulan November 1997 bersamaan dengan kegiatan akuisisi PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP) yang dilakukan oleh Low Tuck Kwong. GBP pun mulai menjalankan kegiatan usahanya di Blok II pada bulan Juni 1998. Empat bulan kemudian, pendirinya pun mengakuisisi PT Dermaga Perkasapratama.
Perusahaan tersebut memiliki sekaligus mengelola BCT atau Balikpapan Coal Terminal yang berkapasitas 24 juta metrik ton per tahunnya. Lock Tuck Kwong pun mendirikan perusahaan ini dalam menaungi seluruh usaha batu baranya di Indonesia. Perusahaan juga mulai menambang batu baranya di Tabang, Kutai Kartanegara di bulan Februari 2005.
Setahun kemudian, perusahaan mengubah statusnya dari perusahaan non-investasi menjadi perusahaan investasi dalam negeri. Di tahun 2007, beberapa anak perusahaannya pun mulai beroperasi yakni PT Teguh Sinarabadi, PT Perkasa Inakakerta, serta PT Wahana Baratama Mining.
Di tahun 2008, anak perusahaannya GBP mulai mengoperasikan Blok !. Akhirnya, perusahaan pun melantai Bursa Efek Indonesia secara resmi pada 12 Agustus 2008. Di bulan yang sama, Kalimantan Floating Transfer Barge (KFT-1) mulai dioperasi melalui PT Muji Lines untuk menjembatani pemindahan muatan batubara dari tongkang menuju kapal di Kalimantan Selatan.
KEPCO pun mengakuisisi 20% sahamnya di bulan Juli 2010. Di tahun 2011, 56% saham Kangaroo Resources Pty Ltd (KRL) diakuisisi yang pada saat itu memiliki 13 konsesi pertambangan. Tidak sampai situ, Lubuk Tutung Coal Terminal mulai dioperasikan pada bulan November 2012.
Pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal di perairan Kalimantan Timur dilakukan dengan bantuan KFT-2. Fase awal pengembangan jalan serta dermaga di konsesi Tabang akhirnya berhasil diselesaikan pada bulan Maret 2015. Dua tahun kemudian, PT Senyiur Sukses Pratama mengakuisisi saham perusahaan sebanyak 10%.
Di bulan Juli 2018, PT Tiwa Abadi melakukan kegiatan eksplorasinya di konsesi. Hingga akhir tahun 2018, perusahaan meningkatkan saham kepemilikannya di KRL hingga 100%. Memasuki bulan November 2019, anak perusahaannya yang bernama PT Tanur Jaya melakukan eksplorasi di konsesinya.
Disamping itu, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melalui PT Tanur Jaya juga melakukan pembangunan jalan dan pengangkutan batubara sepanjang 101 kilometer menuju Sungai Mahakam di bulan Desember 2019. Kemudian, pada Maret 2020, PT Tanur Jaya memperoleh izin memproduksi batu bara.
Hingga akhir tahun 2020, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) telah membawahi 30 anak perusahaan. Beberapa diantaranya yakni PT Wahana Baratama Mining, PT Gunungbayan Pratamacoal, PT Indonesia Pratama, PT Tanur Jaya, PT Mamahak Coal Mining, PT Sumber Api dan PT Cahaya Alam.
Demikian penjelasan mengenai profil dan sejarah dari PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang menarik dipelajari. Dapat disimpulkan bahwa dibalik kesuksesannya, perusahaan telah melakukan berbagai upaya dalam perkembangannya mulai dari ekspansi, eksplorasi, perubahan status hingga pembangunan.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!