PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Profil dan Sejarahnya

by Minsya
6 minutes read

Sebelum kendaraan listrik EV marak digunakan, Perusahaan Aneka Tambang sudah dikenal sebagai perusahaan pertambangan emas. Perusahaan ini sangat dipercaya oleh masyarakat soal logam mulia dan bil khusus emas batangan. Dari sejarahnya, bisnis perseroan ini dikuasai oleh penambangan logam lain sejak awal pendiriannya.

Profil PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Pada awalnya, perusahaan ini berdiri dengan nama  Perusahaan Negara atau PN. Sejak 05 Juli 1968, PN berdiri dan beroperasi. Ruang lingkup aktivitas ANTM bergerak di bidang pertambangan dengan berbagai bahan jenis galian.Adapun kantor pusatnya berada di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Jakarta, Indonesia.

Pemegang saham pengendali perusahaan ini dikuasai oleh PT Indonesia Asahan Aluminium sebesar 65% di saham seri B. Sementara itu, pemerintah Indonesia memiliki 1 saham preferen atau saham seri A Dwiwarna. Aneka Tambang atau disebut Antam ialah bagian dari MIND ID yang bergerak di bidang pertambangan emas, nikel dan bauksit.

ANTM menjalankan kegiatan usahanya mulai dari sektor industri, pengangkutan, perdagangan hingga jasa sektor pertambangan. Komoditas utama perusahaan ini ialah feronikel, kadar tinggi atau saprolit, emas, bijih nikel, perak serta bauksit. Sementara itu, jasa utama yang disediakan yaitu pengolahan serta pemurnian logam mulia dan jasa geologi.

Aneka Tambang
https://antam.com/id/products/nikel

Sejarah Perkembangan Perusahaan Aneka Tambang

Perlu diketahui bahwa sebenarnya, emas ialah bukan satu-satunya komoditas kebanggan perusahaan ini. Juga, bukan emas komoditas pertama kali yang diproduksi saat perusahaan ini berdiri. Dilihat dari sejarahnya, perusahaan ini dikuasai oleh penambangan nikel sebagai komoditas di awal pendiriannya.

Saat pemerintah berupaya dalam membangun perusahaan EV, pamor nikel milik ANTM semakin bersinar daripada komoditas-komoditas lain yang dihasilkan yakni emas, bauksit, batu bara, dan perak. Dengan adanya cadangan nikel yang melimpah ruah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menggencarkan penjajakan kerja sama strategis.

Kerja sama yang dilakukan tersebut bertujuan untuk memasuki ekosistem EV. Pada masa pemberitaan kendaraan listrik yang lagi marak-maraknya, perusahaan ini mengalami reli panjang kenaikan harga saham. Namun, sebelumnya, perusahaan ini tengah mengalami berbagai perkembangan mulai dari awal berdiri hingga kini.

Sesuai dengan laman resminya, Aneka Tambang mulai mencetak sejarahnya sejak 1968 dengan nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang. Pada saat itu, perusahaan ini didirikan sebagai BUMN melalui merger dari sejumlah industri serta beberapa proyek tambang milik pemerintah Indonesia.

Ada 5 proyek tambang milik pemerintah yang dijalankan oleh perseroan ini. Kelima proyek tersebut yaitu PT Nickel Indonesia, Perusahaan Negara Logam Mulia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Proyek Intan serta proyek-proyek Bapetam.

Pada tahun 1974, PN Antam mengubah namanya menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas atau Perusahaan Perseroan sesuai dengan akta pendiriannya No. 320, 30 Desember 1974 dan PP No 26 1974. Satu tahun kemudian PT Antam menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep 1768/MK/IV/12/1974.

Di tahun 1976, Antam mengepakkan sayap bisnisnya dengan menjalankan Pabrik Feronikel I (FeNi I) yang berada di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, perseroan juga melakukan perluasan wilayah tambang nikel di Pulau Gebe pada tahun 1979. Tidak berhenti sampai situ, Antam terus memperluas wilayah operasionalnya untuk produksi emas dengan operasi komersial pada tahun 1994 di Pongkor, Jawa Barat.

Kegiatan memperluas operasional pabrik feronikel juga dilakukan di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang akhirnya beroperasi secara operasional. Akhirnya, Tahun 1997 merupakan tonggak bersejarah bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Hal ini karena 35% sahamnya ditawarkan ke publik.

Perseroan juga melakukan penggalangan dana melalui Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini bertujuan untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel. Adapun perluasan pertambangan komoditas nikel terus diupayakan dengan mengoperasikan tambang nikel Pulau Gebe di tahun 1988. Tamang Nikel Tanjung Buli juga mulai berjalan pada 2001.

Di masa ini juga tepatnya 1999, ANTM mendaftarkan sahamnya di Australia yang berstatus foreign exempt entity ditingkatkan menjadi ASX Listing dengan ketentuan semakin ketat di tahun 2022. Perseroan ini melakukan kegiatan korporasi pada 2003 dengan merilis obligasi US$200 juta. Hal ini untuk mendanai proyek pabrik Feronikel III di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Pabrik yang berlokasi di Pomalaa tersebut menjalankan kegiatan usahanya empat tahun setelahnya tepat pada tahun 2007. Setelah bertahun-tahun melakukan perluasan usaha di industri nikel dan pertambangan, ANTM terus mengekspansi tambang emasnya dengan mengakuisisi Tambang Emas Cibaliung di tahun 2009.

Tambang Emas Cibaliung akhirnya beroperasi pada 2010 bertepatan dengan pertambangan nikel baru perseroan yang berlokasi di Tapunopaka. Belum berakhir, ANTM menandatangani kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC) di tahun yang sama. Kegiatan ekspansi bisnisnya ini dilakukan untuk menjalankan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan.

Nilai cadangan bauksit PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada proyek yang berada di Kabupaten Sanggau menunjukkan adanya peningkatan dengan kapasitas 300.000 ton CGA per tahunnya. Pabrik ini akhirnya menjalankan kegiatan usahanya pada 2013. ANTM mengakuisisi Tambang Batubara Sarolangun serta meresmikan pembukaan Tambang Nikel Pulau Pakal pada 2011.

ANTM menjadi Independent Power Producer (PCC) yang memasok setrum untuk PLN. Sehingga perusahaan ini mulai memasuki lini bisnis pembangkitan listrik. Di tahun 2012, perseroan ini juga melakukan Line-44 Proyek dan PLTU yang kemudian melakukan ekspansi pabrik FeNi di Pomalaa dengan membangun fasilitas belt conveyor, jetty dan pemurnian 3.

Di tahun 2015, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menerapkan rights issue yang melibatkan Penyertaan Modal Negara. Kegiatan korporasi ini berhasil dengan oversubscription serta nilai proceeds yang mendekati angka Rp 5,38 triliun. Setahun kemudian, ANTM menandatangani kontrak EPC Proyek Proyek Pembangunan Pabrik FeNi yang berada di Halmahera Timur.

Dengan semua fasilitas yang telah dibangun bertahun-tahun lamanya, perseroan telah mencapai kapasitas produksi serta penjualan Feronikel tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2017. Di tahun yang sama, perusahaan ini berhasil menjadi salah satu produsen Feronikel berbiaya rendah di dunia. Selain itu, produk emasnya juga telah diekspor secara perdana di pasar Jepang.

Di tahun 2018, ANTM aktif dalam melakukan kegiatan usahanya dan telah mencetak banyak sejarah. Sebagai kiprah 50 tahunnya, Antam mendukung hilirisasi mineral yang ada di Indonesia. Selain itu, perseroan ini juga melakukan inovasi desain serta kemasan pada emas logam mulia.

Tidak hanya Antam, perseroan ini juga membawahi 4 perusahaan industri pertambangan di Indonesia. Keempat perusahaan tersebut yaitu PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk. Dari sinilah, ANTM melakukan penetrasi ke perusahaan baterai kendaraan berlistrik dengan cadangan nikelnya.

Itulah ulasan singkat tentang sejarah dan profil perusahaan ANTM. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas perusahaan dan produknya. Salah satu upaya yang sering dilakukan yaitu dengan melakukan ekspansi atau perluasan wilayah produksi. 

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00