Satu lagi perusahaan di bidang properti dan pembangunan yang layak menjadi sasaran investasi adalah ADHI, atau PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Namun seberapa besar capaian dan kemampuan mereka sebagai emiten di dunia properti? Coba simak ulasan berikut, mengenai profil singkat dan gambaran umum dari perusahaan BUMN milik negara tersebut!
Secara umum, nama Adhi Karya sudah banyak dikenal dari beberapa proyek bangunan negara dan skala nasional. Hal ini juga karena entitas besar ini termasuk salah satu Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak di bidang instruksi. Menurut info dan profil resminya, perseroan terbatas ini memiliki lini bisnis yang cukup luas.
Lini bisnis tersebut mencakup konstruksi, teknik, property, hospitality, industri, dan juga investasi. Dengan demikian, perusahaan ini memiliki potensi dan upaya pengembangan bisnis yang cukup luas. Yang mana tampak dari beberapa anak perusahaan yang dimilikinya.
Anak perusahaan tersebut adalah Adhi Persada Properti (sejak 2012), Adhi Persada Gedung (2014) dan Adhi Persada Beton (2014). Selain itu ada pula Adhi Commuter di tahun 2018, Dumai Tirta tahun 2019, Jalintim Adhi Abipraya tahun 2020, dan terbaru adalah Jalintim Riau di tahun 2021.

Visi Dan Misi
Perkembangan anak usaha dan bisnis oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sendiri didorong dengan visi misi yang mulia. Dituliskan bahwa visi utama dari ADHI adalah untuk menjadi perusahaan atau korporasi yang inovatif dan berbudaya unggul demi pertumbuhan berkelanjutan. Hal ini mendorong ADHI untuk terus berkembang dan berinovasi untuk kemajuan negara.
Berkaitan dengan visi tersebut, misi yang dimiliki pun cukup jelas. Mulai dari membangun insan atau sumber daya profesional, unggul, dan amanah. Kemudian misi untuk mengembangkan inovasi produk dan solusi pada pemegang saham. Serta mengembangkan bisnis konstruksi, properti, industri, investasi, dan rekayasa yang bereputasi.
Selain itu, misi yang diberikan berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik, sistem manajemen yang terjamin, dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang maksimal sebagai sarana pengelolaan korporasi yang lebih baik.
Struktur Kepemilikan
Posisi PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai BUMN sendiri mulai diakuisisi oleh negara pada tahun 1958. Dari tahun tersebut, perusahaan di bidang konstruksi ini menjadi bagian dari BUMN dengan persentase kepemilikan sebesar 51%.
Sedangkan 49% sisa dari kepemilikannya adalah milik umum, yang terdiri dari sekitar 38% dimiliki lokal dan sisanya (10,8%) adalah milik asing. Struktur ini menjelaskan kekuatan dan jaminan usaha yang dimiliki oleh ADHI, terutama sebagai emiten investasi dan saham di BEI.
Ruang Lingkup Usaha
- Pembangunan Dan Konstruksi
Lini bisnis ini mencakup pembangunan pekerjaan sipil hingga gedung bertingkat serta fasilitas umum. Termasuk diantaranya adalah pembangunan jalan, jembatan, bandara dan lain lain.
- Properti
Pembangunan properti juga berkaitan dengan kawasan gedung bertingkat, baik itu hunian, hotel, komersial, atau perkantoran. Termasuk diantaranya adalah rumah tinggal, ruko, mall, hingga rukan.
- EPC
Lingkup bisnis ini terdiri dari dua tahap, yakni engineering untuk pembuatan desain dan procurement hingga konstruksi. Tujuannya untuk memperluas penciptaan nilai pada proyek.
- Industri
PT Adhi Persada Beton menjadi kepala dari lini bisnis ini, yang mana berfokus pada produksi dan perdagangan beton.
- Investasi
Lini bisnis investasi umumnya meliputi investasi pada proyek tertentu, seperti proyek infrastruktur, air bersih, dan banyak proyek di dalam negeri lainnya.
Sejarah Perusahaan
Secara singkat, sejarah dari perusahaan BUMN yang sudah berumur lebih dari 60 tahun ini pun cukup menarik. Pasalnya, perusahaan ini bermula di masa pemerintahan Belanda. Bahkan nama persero ini awalnya dari bahasa Belanda, Architekten – ingenicure – en Aannemersbedrijf Associate Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V.
Perusahaan tersebut tidak hanya berbahasa Belanda, tapi juga dimiliki oleh negara tersebut. Dari dasar tersebut, akhirnya perusahaan ini diangkat menjadi perusahaan BUMN di tahun 1958 dan diganti namanya menjadi PN Adhi Karya.
Menariknya, pengangkatan perusahaan ini menjadi BUMN memicu pembangunan pesat infrastruktur di Indonesia. Yang kemudian mendorong ADHI menjadi perusahaan PT di tahun 1974. Tanpa berhenti berinovasi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga menjadi perusahaan konstruksi pertama yang menjejakkan kakinya di bursa efek Indonesia dengan kode ADHI.
Sebagai salah satu emiten dengan fokus pembangunan dan properti, ADHI bisa menjadi opsi investasi dengan potensi cuan. Mengapa bisa? Selain menjadi perusahaan BUMN yang sudah terjamin, catatan pencapaian entitas BUMN ini pun cukup baik. Tercatat terdapat pertumbuhan pendapatan dari proyek baru dengan nilai triliunan.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!