PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) ialah perusahaan ritel yang bergerak di bidang perabotan rumah tangga dan perkakas yang dimiliki oleh grup KAwan Lama Sejahtera. Produknya dipasarkan dengan berbagai merk dagang, seperti Kris, Krisbow dan Ace. Hampir semua masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan produk yang dihasilkan.
Profil dari PT Ace Hardware Indonesia Tbk
Ace Hardware Indonesia mengalami beberapa kali perubahan nama yang berawal dari PT Kawan Lama Home Center. Kemudian, perusahaan ini merubah namanya menjadi PT Ace Indoritel Perkakas. Terakhir, nama tersebut diganti menjadi PT Ace Hardware Indonesia hingga kini. Adapun kantor pusatnya berada di Gedung Kawan Lama, Lt. 5, Jl. Puri Kencana No. 1, Kembangan, Jakarta Barat.
PT Ace Hardware berkembang sebagai sebuah korporasi mendunia dimulai dari toko kecil di Chicago dan kini telah merambah ke berbagai negara seperti Indonesia. Dengan 5000 toko lebih di seluruh dunia, total usaha Ace Hardware berhasil meraih angka lebih dari 3 million dollar AS per tahunnya. Ace Hardware bukanlah sekedar toko korporasi biasa di setiap negara termasuk Indonesia.
Ruang lingkup kegiatan Ace Hardware Indonesia yakni perdagangan umum khususnya kegiatan ekspor impor, agen dan distributor. Kegiatan ini ialah penjualan ritel barang kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup sehari-hari. Kini, Ace Hardware Indonesia memiliki 216 gerai dan 60 gerai Toys Kingdom yang berada di beberapa kota besar di Indonesia.
Sejarah dari Ace Hardware Indonesia
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mulai membuka sejarahnya pada tanggal 3 Februari 1995. Kegiatan operasionalnya mulai dilakukan secara komersial pada tanggal 22 Desember 1995. Awalnya, perusahaan ini Bernama PT Kawan Lama Home Centre yang telah ditetapkan sejak tanggal berdirinya.
Pada tanggal 28 Oktober 1997, namanya diubah menjadi PT Ace Indoritel Perkakas. Terakhir, perusahaan ini merubah Namanya untuk terakhir kali menjadi PT Ace Hardware Indonesia pada 28 Agustus 2001 sampai sekarang. Pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK diperoleh untuk melakukan IPO atau Penawaran Umum Perdana Saham pada 30 Oktober 2007.
Gerai pertamanya dibuka di Karawaci, Tangerang hingga berkembang terus sebagai perusahaan ritel terkenal dalam menawarkan berbagai perlengkapan rumah tangga, gaya hidup dan mainan anak-anak. Sampai akhir tahun 2017, perusahaan retail ini telah menggerakkan 144 gerai dengan luas lebih dari 371.600 meter persegi di 36 kota di Indonesia.
Salah satunya yaitu gerai flagship ACE atau ACE Living World Alam Sutera di Banten dengan luas 15.000 meter persegi. Gerai ini berhasil meraih dua penghargaan sekaligus yaitu sebagai The Biggest Lifestyle and Home Improvement Store dari Museum Rekor Indonesia dan The Largest ACE Store on Earth dari Hardware Corporation, USA pada tahun 2011.
Sejak 6 November 2007, AHI menjadi emiten dengan kode bursa ACES di BEI. Perusahaan ini menyediakan saham perseroan sebesar 30% kepada public melalui IPO yang kini jumlah saham free floatnya sebesar 40%. Adapun PT Toys Game Indonesia sebagai anak usaha Ace Hardware Indonesia memiliki saham kepemilikan sebesar 59,9988%.
Sejak tanggal 4 Juni 2010, Toys Kingdom mulai menjalankan kegiatan usahanya sebagai toko ritel mainan yang menyediakan pengalaman unik serta kepuasan berbelanja bagi para konsumen. Kini, gerai mainan tersebut berhasil menjadi salah satu pemain utama di sektor ritel mainan modern di Indonesia. Kini, ada 57 gerai yang tersebar di 21 kota besar Indonesia.
Sejak tanggal 1 November 2012, perluasan kepemilikan saham serta likuiditas perdagangan ditingkatkan dengan pemecahan saham berasio 1:10. Seiring perkembangan teknologi. Ace Hardware Indonesia perlu menyeimbangkannya dengan menghadirkan situs belanja online Bernama Rupa Rupa sejak 25 April 2016.
Penawaran ini ditujukan kepada masyarakat sebanyak 515.000.000 dengan nilai Rp 100 per sahamnya dan Rp 820 per saham untuk harga penawaran. Saham-saham itulah yang dicatatkan kepada BEI atau Bursa Efek Indonesia pada 6 November 2007. Pemegang saham diatas 5% yaitu PT Kawan Lama Sejahtera dan sekitar 39% oleh publik.
Demikian informasi mengenai profil dan sejarah dari PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang menarik dipelajari. Perusahaan ritel ini berhasil menjadi perusahaan terkenal yang menyediakan berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga, mainan anak dan gaya hidup berkat kegiatan perluasan dan strategi pengembangannya.
Melalui PT Bhakti Investama, Hary meningkatkan kepemilikannya dari 10,72% sampai dengan 37,60% di PT Bimantara. Hary kemudian ditetapkan sebagai Presiden Direktur Bimantara pada 30 April 2002. Keberadaan Hary di PT Bimantara ini juga mengejutkan karena beliau pada saat itu dinilai tidak memiliki kekuatan modal besar menguasai bisnis Cendana.
Bahkan, ada yang berasumsi bahwa Hary mendapatkan dukungan atau bekingan dari keluarga Cendana sehingga ia berperan sebagai operator. Ada juga yang beranggapan bahwa ia mendapatkan modal dari investor rahasia. Rumor lain juga mengatakan bahwa ia dibantu oleh investor kawakan yang bernama George Soros.
Hary juga menyatakan bahwa keberhasilannya dikarenakan prestasi yang menyehatkan dari Bimantara dengan peningkatan kinerja dan menjual sejumlah asetnya yang berpotensial. Begitu Hary masuk, Bimantara menyederhanakan fokusnya pada beberapa perusahaan khususnya media. Pada 14 April 2001, saham di PT Danapaints Indonesia dilepaskan.
Saham PT Bimagraha Telekomindo kemudian dijual pada Indosat seharga US$ 558 juta. Saham senilai Rp 36,5 miliar dari PT SAmudra Petrindo kemudian dijual dan saham senilai Rp 10 juta juga dari PT Bimantara Graha Insurance Brokers juga dijual. Disamping itu, Bimantara bergerak di bidang aviasi, seperti Cardig Air dan Jasa Angka Semesta.
Perlu diketahui bahwa upaya divestasi telah dilakukan saat perusahaan masih menjadi pemilik saham utamanya, seperti pada tahun 2000 saat melepas PT Plaza Indonesia Realty, PT Polychem Lindo, PT Bimantara Cakra Nusa, PT Nestle Indonesia, PT Aqualindo Mitra Industri, serta PT Citra Mobil Nasional.
Van der Horst yang merupakan anak perusahaan Bimantara di Singapura juga dilepas. Kemudian, penjualan Bimantara dimanfaatkan untuk merestrukturisasi perusahaan serta membayar hutangnya di BPPN. Akan tetapi, Hary mempercepat divestasi pada perusahaan yang tidak berkaitan dengan media. Sementara itu, akuisisi atau investasi pada perusahaan media dilepas pada 2003.
Sejak tahun 2001, Global TV juga dilepas dari tangan PT Titian Para Putra Sejahtera. Dua tahun berikutnya, TPI, Indovision, Radio Trijaya dan Mobile-8 Telecom berusaha ditingkatkan kembali. Hary menyatakan bahwa ia ditawari secara langsung oleh Bambang saat masuk Bimantara agar membeli saham sebesar 25%.
Kemudian, Hary langsung membeli saham dengan uangnya sendiri. Ia juga menyesuaikan situasi saat Bimantara masih memiliki kapitalisasi pasar rendah. Keterlibatannya dalam pengelolaan Bimantara inilah yang membuat Hary tertarik dengan anak perusahaan industri media penyiaran serta Bimantara RCTI.
Dalam rangka mengubah fokus usaha dari konglomerat ke media telekomunikasi, Bimantara akhirnya merubah namanya menjadi PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Adapun arti dari nama perusahaan tersebut yakni perusahaan media dan telekomunikasi yang menjadi pemain di level global.
Seiring berjalannya waktu, kepemilikan Global Mediacom berada di bawah Hary. Sementara itu, saham Bambang Tri semakin merosot melalui PT Asriland. Meskipun awalnya bertahan hingga tahun 2012 dengan saham sekitar 10 hingga 14%, saham Bambang kemudian lenyap di awal tahun 2012.
Sejak saat itulah, saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sepenuhnya berada di naungan kepemilikan Hary. Bahkan, kini telah mencapai 55% atau lebih. Meski demikian, Hary masih berusaha mempertahankan sebagian orang lama di perusahaan, seperti Rosano Barack. Hingga kini, Hary Tanoesoedibjo masih menjabat sebagai direktur utama Global Mediacom.
Demikian informasi mengenai profil dan sejarah singkat dai PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Seperti yang diketahui bahwa perusahaan ini memiliki sejarah yang panjang sejak 30 Juni 198 hingga menjadi perusahaan media yang besar. Mulai dari berdirinya, memperluas kegiatan usaha, mempercepat divestasi, hingga berganti direktur utama.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!