(PGAS) PT Perusahaan Gas Negara Tbk : Berdiri Sejak 1863

by Minsya
5 minutes read

Perusahaan Gas Negara tbk PT menjalankan bisnisnya dengan sebutan Pertamina gas Negara. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Pertamina yang bergerak dalam bidang gas alam. Untuk memberikan dukungan terhadap aktivitas bisnisnya, perusahaan ini memiliki setidaknya 5703 kilometer pipa distribusi gas alam dan 5073 kilometer pipa transmisi gas.

Perusahaan ini telah memulai sejarahnya sejak tahun 1863 sebagai perusahaan NIGM atau NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij. Kemudian pada tahun 1879 perusahaan ini mulai menjalankan operasinya sebagai pabrik gas dengan bahan dasar kokas di Surabaya dan Jakarta. Setelah berekspansi ke pembangkit listrik, NIGM berganti nama menjadi OGEM.

Kepanjangan dari OGEM adalah NV Overzeese Gas en Elektriciteitsmaatschappij. Perubahan tersebut terjadi tepatnya pada tahun 1950. Selanjutnya pada tahun 1959, pemerintah indonesia memutuskan untuk menasionalisasi aset yang diperlukan untuk pembangkit listrik serta produk gas di Indonesia termasuk dengan aset dari perusahaan OGEM satu ini.

Setelah adanya keputusan tersebut, di tahun 1961 pemerintah mulai membentuk Direksi Perusahan Listrik Negara (BPU PLN) untuk mengelola perusahaan OGEM sebelumnya. Tahun 1965, usaha produksi gas yang dikelola BPU PLN dipisahkan dan menjadi Perusahaan Negara yang bernama PN Perusahaan Gas Negara dan masih digunakan hingga sekarang.

Jika sebelumnya perusahaan ini menggunakan bahan dasar berupa gas kokas, pada tahun 1974 Perusahaan Gas Negara telah beralih dengan menyalurkan gas alam. Pada tahun 1984, Perusahaan Negara ini diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) dan kemudian mengalami perubahan kembali menjadi Persero yang diresmikan pada tahun 1994.

Di tahun 1998, perusahaan perseroan ini telah berhasil menyelesaikan pembangunan pipa gas alam jarak jauh di sekitaran Gresik-Duri. Untuk membantu kemudahan distribusinya, perusahaan Gas Negara tbk PT inni mendirikan PT Transportasi Gas Indonesia pada tahun 2002 dengan tujuan agar proses pengoprasian jaringan pipa transmisi bisa berjalan dengan baik .

Setelah itu di tahun 2003, perusahaan kembali mengalami keberhasilan dalam melakukan pembangunan pipa transmisi gas bumi Grissik-Batam-Singapore yang dioperasikan juga oleh Transgasindo atau PT Transportasi Gas Indonesia. Setelah mengalami kemajuan, pada tahun 2003 perusahaan ini secara resmi tercatat dalam bursa efek Surabaya dan Jakarta.

PGAS
https://pgn.co.id/

Tidak hanya berhenti disitu, perusahaan ini terus mengupgrade kinerjanya dan dibuktikan dengan keberhasilan dalam menyelesaikan pembangunan pipa gas bumi Sumatera Selatan-Jawa Barat di tahun 2007. Pembangunan tersebut terdiri dari SSWJ I yang berada di ruas Stasiun Penerima Gas Pagardewa – Bojonegoro dan SSWJ II di ruas Gresik – Muara Bekasi.

Di tahun yang sama perusahan ini juga membentuk PT PGAS Telekomunikasi Nusantara untuk bisa mengoperasikan serta melakukan pemeliharaan terhadap jaringan kabel fiber optic yang dibangun secara bersamaan dengan proses pengoprasian SCADA guna menjaga kehandalan transmisi gas bumi yang ada di kawasan area Gresik – Batam – Singapura.

Bisnis Sektor Hulu HIngga Hilir

Pada tahun 2009, perusahaan kembali membentuk PT PGAS Solution yang bertugas untuk menjalankan bisnis EPC serta Operasi dan Pemeliharaan. Setelah satu tahun kemudian, perusahaan menciptakan PT Nusantara Regas dengan Pertamina untuk menjalankan bisnis regasifikasi gas bumi dan di 2011 juga kembali mendirikan PT Saka Energi Indonesia serta PT Gagas Energi Indonesia.

Kedua perusahaan tersebut dibuat dengan tujuan untuk melakukan bisnis pada sektor hulu hingga hilir gas bumi. Seperti tak ada hentinya, perusahaan ini mendirikan PT PGN LNG Indonesia guna melakukan bisnis pengadaan dan gasifikasi LNG. Untuk menjalankan bisnis manajemen kekayaan, manajemen properti dan layanan ketenagakerjaan dibentuklah suatu perusahaan.

Perusahan yang dibentuk pada tahun 2014 tersebut bernama PT Permata Graha Nusantara. Pada tahun 2015, perseroan ini mengalami keberhasilan dalam menyelesaikan proses pembangunan pipa transmisi gas bumi Kalija I dengan panjang 210 km mulai dari Blok Kepodang sampai ke PLTG Tambak Lorok Semarang melalui PT Kalimantan Jawa Gas.

Pemerintah secara resmi mengalihkan saham mayoritas di Perusahaan Gas Negara tbk PT ini kepada Pertamina dengan tujuan untuk bisa mendirikan perusahaan induk minyak dan gas milik Negara pada April tahun 2018. Kemudian di Desember 2018, perusahaan ini juga mengakuisisi mayoritas saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Pertamina Gas.

Pada Desember 2021, perusahaan mulai mengumumkan akan menjalankan bisnis dengan sebutan sebagai Pertamina Gas Negara untuk bisa memperkuat posisinya sebagai bagian dari pertamina. Selanjutnya, anda perlu mengetahui jenis bisnis yang dilakukan oleh perusahaan ini agar bisa memahaminya dengan baik dan benar berbagai usahanya.

Jenis Bisnis yang Dijalankan oleh PGAS

Bisnis yang dijalankan oleh perusahaan ini terbagi menjadi 3 kategori utama yaitu distribusi dan niaga gas bumi, produksi minyak dan gas bumi serta transmisi gas bumi. Berjalannya bisnis distribusi dan transmisi gas bumi merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan perusahaan. Sedangkan produksi gas bumi hanya menghasilkan 10,3 juta barel setara minyak.

Untuk melakukan pengawasan operasi transmisi dan distribusi, PGN membagi bisnisnya menjadi 4 area fokus yaitu Distribusi regional I meliputi wilayah dari Sumatera Selatan, Lampung sampai Jawa Barat (termasuk Jakarta). Distribusi wilayah II meliputi wilayah sekitaran yang ada di Jawa Timur, wilayah Semarang, wilayah Tarakan dan wilayah Sorong. 

Distribusi Regional III untuk Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru dan Dumai) serta Kepulauan Riau (Batam). Terakhir terdapat Transportasi regional meliputi jaringan transportasi gas bumi di Sumatera Selatan, Lampung serta Jawa Barat. PGN juga aktif di ruang gas alam cair (LNG), dimana perusahaan memiliki unit penyimpanan serta gasifikasi LNG terapung yang disebut FSRU Lampung. 

FSRU Lampung diselesaikan oleh Hoegh LNG Norwegia pada tahun 2014, dimana PGN menyewakan FSRU Lampung pada Hoegh LNG selama 20 tahun setelah beroperasi dengan biaya sewa harian sekitar US$200.000. FSRU Lampung mempunyai kapasitas penyimpanan LNG sebesar 170.000 M3 dan kapasitas gasifikasi sebesar 240 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). 

Namun hingga akhir tahun 2014, FSRU Lampung hanya membantu menyalurkan 2 kargo LNG dan 1 kargo pada tahun 2015. Rendahnya utilisasi FSRU Lampung disebabkan PLN sebagai pelanggan utama tidak dapat mencapai kesepakatan hanya dengan PGN untuk memperbaiki harga sewa Lampung ke FSRU dalam proses perpanjangan kontrak. 

Hingga tahun 2019, PLN memutuskan untuk memakai FSRU Lampung hanya ketika kebutuhan gas dari pembangkit meningkat tajam serta infrastruktur yang ada tidak dapat melayaninya. PGn ini telah mengoperasikan jalur pipa distribusi gas untuk memberikan suplai gas bumi pada pembangkit listrik, Industri, usaha komersial mencakup hotel, restoran dan sebagainya.

Dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI pada 14 Maret 2018, Asisten Menteri BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, serta Media Fajar Harry Sampurno mengatakan, isu FSRU Lampung menyebabkan pendapatan Perusahaan Gas Negara Tbk PT tahun 2017 turun tajam menjadi U$ 143,1 juta, dibandingkan dengan U$ 838 juta pada tahun 2012. 

Kode saham dari Perusahaan Gas Negara ini adalah PGAS. Pemerintah mulai menjual saham PGN ini sejak tahun 2003. Perusahaan ini mampu mendapatkan pernyataan efektif IPO dengan nominal Rp 1.296.296.000 kepada publik. Berdasarkan hal tersebut juga diketahui bahwa saham PGAS telah tercatat dalam bursa efek indonesia pada 15 Desember 2003.

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00