Saham sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu tanda penyertaan modal pihak badan usaha atau perorangan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan memilih menyertakan modal tersebut maka bisa melakukan klaim terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Berikut adalah penyebab naik turun harga saham di pasar modal.
1. Faktor Eksternal
Dalam proses pelaksanaannya, saham bisa mengalami kenaikan dan penurunan seperti halnya yang terjadi pada harga barang dan komoditas yang ada di pasar. Bagi anda yang sudah memiliki saham di beberapa perusahaan tentunya akan merasa senang ketika melihat sahamnya hijau dan mulai cemas ketika saham perusahaan yang dimiliki mulai berwarna merah.
Dalam perhitungan teori ekonomi diketahui bahwa naik turunnya harga saham merupakan suatu hal yang umum terjadi karena didorong dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Jika jumlah permintaan tinggi maka harga saham akan mengalami kenaikan. Sedangkan ketika jumlah penawaran tinggi maka harga saham akan mengalami penurunan.
Pertama yaitu kondisi fundamental ekonomi makro yang menjadi pengaruh naik turunnya saham. Ketika suku bunga bank melonjak maka harga saham yang diperdagangkan di pasar saham akan mengalami penurunan tajam. Hal ini bisa terjadi karena beberapa kemungkinan seperti dengan naiknya suku bunga bank, banyak investor yang mengarahkan investasinya ke instrumen bank seperti deposito.
Dengan kenaikan suku bunga, investor bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan. Kedua, perusahaan berusaha meminimalkan kerugian akibat kenaikan biaya dengan kenaikan suku bunga bank. Hal ini karena sebagian perusahaan berhutang uang kepada bank. Kuat lemahnya nilai tukar rupiah terhadap uang asing seringkali menjadi penyebab naik turunnya harga saham.
Nilai tukar ini dapat mempengaruhi perusahaan tertentu terutama yang memiliki utang luar negeri, secara positif atau negatif. Perusahaan impor atau perusahaan dengan utang mata uang asing dirugikan oleh melemahnya nilai tukar. Karena hal ini menyebabkan kenaikan biaya operasional serta secara otomatis menurunkan harga saham yang ditawarkan.
Penyebab naik turun harga saham dari faktor eksternal berikutnya yaitu berkaitan dengan faktor kepanikan. Kepanikan ini akan dapat menuntut investor untuk keluar (menjual) sahamnya dan kembali ke hukum supply and demand. Kondisi ini menimbulkan tekanan jual sehingga menyebabkan beberapa jenis saham mengalami penurunan harga jual.
Dalam fenomena panic selling, investor ingin segera menjual sahamnya karena khawatir harganya akan terus turun. Tindakan ini dimotivasi oleh emosi dan ketakutan daripada analisis rasional. Hindari kepanikan dengan menjual saham. Pertama, analisis saham yang ingin Anda jual untuk melihat apakah saham tersebut masih layak dimiliki secara fundamental.
2. Faktor Internal
Faktor fundamental perusahaan merupakan faktor terpenting yang menaikkan atau menurunkan harga saham yang harus selalu diperhatikan saat berinvestasi saham. Saham di perusahaan dengan fundamental yang baik menaikkan harga saham. Pada saat yang sama, saham perusahaan dengan fundamental buruk menyebabkan tren penurunan harga saham.
Bisnis yang dijelaskan di sini berlangsung dalam bentuk mode operasi yang disetujui oleh manajemen perusahaan. Efeknya dapat mengubah hal-hal mendasar di perusahaan. Contoh kesepakatan bisnis termasuk merger, akuisisi, penawaran saham, atau divestasi. Kinerja perusahaan digunakan sebagai acuan investor dan analis fundamental saat mengevaluasi saham perusahaan.
Tingkat dividen tunai, leverage, book/price to book (PBV), laba per saham (EPS) dan laba perusahaan adalah faktor yang paling ditekankan. Perusahaan menawarkan dividend payout ratio (DPR) lebih tinggi umumnya lebih disukai investor karena dapat menawarkan return yang baik. Dalam praktiknya, DPR akan dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal.
Selain itu, EPS juga dikatakan sebagai penyebab naik turun harga saham. Laba per saham yang tinggi akan dapat mendorong investor untuk bisa membeli saham tersebut, yang menyebabkan harga saham naik. Rasio leverage dan PBV juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi cenderung menjadi perusahaan pertumbuhan.
Perusahaan biasanya agresif dalam mencari sumber pendanaan dari investor. Namun, perusahaan seperti itu biasanya menjadi perusahaan yang diminati oleh banyak investor. Karena jika hasil analisisnya bagus maka saham tersebut akan memiliki return yang tinggi karena harganya bisa naik di masa mendatang sehingga memperoleh keuntungan besar.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!