Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek yang diprediksi menjadi “game changer” bagi PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Terlebih lagi proyek Tembaga Tujuh Bukit ini adalah salah satu tambang tembaga dan emas dengan peringkat teratas di dunia, yang belum dikembangkan. MDKA sendiri siap berinvestasi dalam jumlah besar pada mega proyek ini. Lantas seberapa besar prospek dari proyek ini bagi MDKA?
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – perusahaan tambang emas dan tembaga ini tengah fokus mempersiapkan diri terhadap pengembangan proyek Tambang Tujuh Bukit yang berada di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit sekitar 65 km ke arah Tenggara Banyuwangi. Untuk kita ketahui, PT Merdeka Copper Gold Tbk tercatat memiliki secara penuh 100% atas saham proyek Tembaga Tujuh Bukit ini.
Ya, proyek Tambang Tujuh Bukit yang juga terletak di Banyuwangi – Jawa Timur ini, memiliki potensi tambang tembaga yang sangat besar. Jika dirinci, maka proyek Tambang Tujuh Bukit memiliki kekayaan sumber daya mineral, hingga sebesar 1.71 miliar ton dengan kadar tembaga sebesar 0.47%, dan juga emas sebesar 0.60 g/t yang didalamnya mengandung 8.1 juta ton tembaga dan 27.4 juta ons emas. Yang didalamnya termasuk sebanyak 443 juta ton sumber daya terindikasi, dengan kadar tembaga 0.60% dan emas 0.66 g/t.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit ini pertama kali ditemukan, ketika PT Merdeka Copper Gold Tbk melakukan aktivitas feasibility study terhadap area Tambang Emas Tujuh Bukit pada tahun 2018 lalu. Hal ini yang membuat posisi proyek Tembaga Tujuh Bukit ada di bawah area Tambang Emas Tujuh Bukit.
Dan sejak itulah, PT Merdeka Copper Gold Tbk terus menggelontorkan dana investasi hingga USD176 juta, untuk dapat menjalankan studi kelayakan pada proyek Tembaga Tujuh Bukit. Termasuk didalamnya untuk kebutuhan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk menemukan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis hingga studi pra kelayakan yang ditargetkan bisa selesai pada Mei 2024 mendatang.
Dalam perencanaannya, PT Merdeka Copper Gold Tbk menargetkan proyek Tembaga Tujuh Bukit ini mampu memproses sebanyak 24 juta ton bijih per tahunnya, untuk kemudian bisa menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tiap tahun, selama lebih dari 30 tahun.
Berdasarkan aktivitas pengeboran terbaru dalam upaya perluasan Tambang Emas Tujuh Bukit. Ditemukan adanya kandungan mineral dan emas yang menyebar dari mulai bawah lubang terbuka Tambang Emas Tujuh Bukit sampai area sumber daya terindikasi di bagian bawah tanah.
Tentu potensi dari proyek Tembaga Tujuh Bukit dapat diperhitungkan untuk menjadi tambang tembaga terbesar ketiga di Indonesia, apabila nanti sudah beroperasi. Sehingga posisi peringkatnya ada di bawah tambang milik PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Berikut ini hasil dari petakan sumber daya yang terkandung pada Tambang Tembaga Bukit Tujuh:
Proyek Tembaga Tujuh Bukit vs Prospek Kendaraan Listrik (EV)
Bicara potensi, MDKA mengklaim bahwa adanya proyek Tembaga Tujuh Bukit ini juga bertujuan untuk mensupply pasokan tembaga. Jadi, tembaga ini memang dapat digunakan sebagai komponen dan/atau komponen pendukung baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di masa yang akan datang. Dalam hal potensi ini, Penulis berpendapat bahwa manajemen PT Merdeka Copper Gold Tbk cukup jeli dengan melihat peluang bisnis ini.
Nah kalau kita lihat, dari sisi kebutuhan tembaga untuk kendaraan Listrik memang jauh lebih besar mencapai 183LB. Bahkan jika harus dibandingkan dengan mobil bertenaga mesin (ICE) dengan kebutuhan 48L. Dan juga dengan mobil bertenaga Listrik hibrida yang kebutuhan tembaganya 88LB. Dengan besarnya akan kebutuhan tembaga untuk supply kendaraan Listrik, tentu akan lebih sustain dan sejalan dengan prospek MDKA. Berikut ini proporsi kebutuhan tembaga.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Cooper Development Association Inc. tembaga ini merupakan komponen penting bagi kendaraan Listrik. Di mulai dari motor Listrik, baterai, inverter, perkabelan, hingga kebutuhan pada stasiun pengisian daya.
Tidak hanya itu, tembaga ini juga menjadi komponen penting bagi infrastruktur yang mendukung pengisian kendaraan Listrik.
Bahkan Copper Development Association Inc, yang menyadur data dari Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebutkan pada tahun 2016 sudah ada permintaan kendaraan Listrik sebanyak 2 juta unit secara global. Kemudian di tahun 2025 mendatang, diperhitungkan ada permintaan kendaraan Listrik dunia yang melonjak hingga 7 juta unit. Yang artinya akan ada permintaan logam tembaga hingga sebesar 1.7 juta ton di tahun 2027.
Potensi tersebut, menegaskan bahwa naiknya penggunaan kendaraan Listrik dalam beberapa tahun ke depan, juga akan berdampak positif terhadap naiknya permintaan tembaga.
Kinerja Keuangan MDKA
Sebagai salah satu proyek yang masih ada di fase pra-produksi. Sekaligus salah satu proyek dari lima asset tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk yang meliputi:
- Proyek Emas Pani
- Proyek Tembaga Tujuh Bukit
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
- Tambang Emas Tujuh Bukit
- Tambang Tembaga/Pirit Wetar
Maka dapat dikatakan bahwa MDKA memiliki kondisi liabilitas yang relatif tinggi. Lantaran PT Merdeka Copper Gold Tbk memiliki banyak proyek yang masih harus dikembangkan, sehingga belum bisa beroperasi. Sementara biaya operasional terus berjalan. Nah di bawah ini adalah perbandingan kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk, di mulai dari asset tidak lancar, total asset, liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, total liabilitas, interest bearing debt, dan juga ekuitas yang dimiliki MDKA:
Dalam grafik di atas, terlihat bahwa beban liabilitas yang ditanggung PT Merdeka Copper Gold Tbk relatif besar. Terlebih setelah di mulainya proyek Tembaga Bukit Tujuh, yang dalam waktu bersamaan juga dilakukan dengan proyek emas Pani. Sehingga berdampak langsung pada kenaikan liabilitas MDKA, yang juga tercermin dalam Interest Bearing Debt yang naik signifikan hingga sekitar Rp22.16 triliun Annualized 2023.
Bukan tidak mungkin, beban kenaikan liabilitas dan Interest Bearing Debt MDKA akan terus berlanjut. Setidaknya sampai tambang yang saat ini dalam pengerjaan proyek dapat beroperasi secara efektif. Sehingga dapat menghasilkan income bagi PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Tingginya beban liabilitas yang ditanggung PT Merdeka Copper Gold Tbk hingga kuartal III-2023, turut tercermin dalam DER perusahaan yang ada di level 2.23x. Tentu ini sangat berisiko bagi kemampuan keuangan perusahaan.
Kesimpulan
Dari proyek Tembaga Tujuh Bukit, MDKA secara tidak langsung mendapatkan keuntungan berupa prospek bisnis yang menarik. Sejalan dengan semakin tingginya penggunaan tembaga sebagai komponen pada baterai kendaraaan listrik.
Hanya saja yang perlu diperhatikan di sini ialah dengan adanya proyek Tambang Tembaga Bukit Tujuh, cukup berdampak pada posisi neraca MDKA. Di mana PT Merdeka Copper Gold Tbk memiliki beban liabilitas yang terbilang besar. Bahkan jauh lebih besar dibandingkan ekuitas yang dimilikinya, akibatnya DER perusahaan berada di level yang cukup tinggi, yakni 2.23x. Tidak hanya itu, posisi liabilitas yang menimbulkan risiko cukup besar bagi perusahaan.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!