Jika berbicara tentang dunia keuangan dan saham, pasti banyak sekali aspek aspek rasio yang harus dihitung guna mendapat opsi terbaik. Terutama dalam menentukan atau melihat kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah Debt to Asset Ratio atau DAR. Berikut adalah informasinya.
Secara arti, DAR disebut juga dengan rasio perbandingan antara utang dengan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Sesuai istilahnya, pengukuran rasio ini pun berfungsi secara spesifik untuk menghitung rasio dan perbandingan dua aspek keuangan tersebut. Dengan demikian, dapat diambil garis besar dan keputusan kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar utangnya.
Dalam kata lain, kemampuan ini mengarah pada gambaran kesehatan keuangan perusahaan yang mencakup ketersediaan biaya atau kemampuan perusahaan untuk menanggung utang yang dimiliki entitas tersebut. Hasil perhitungan ini pun masuk dalam bagian solvency rasio yang melihat kemampuan penanggungan kewajiban suatu entitas.
Di dalam perhitungannya, dibutuhkan data aset dan utang yang tepat. Aset yang dimaksud mencakup uang kas, gedung, tanah, barang dagangan, dan banyak lainnya. Atau suatu kekayaan yang dapat mendatangkan manfaat. Aset pun terdiri dari aset lancar dan tidak lancar, seperti aset yang bisa diubah menjadi uang (lancar) atau lama dijual (tidak lancar).
Debt atau utang pun menjadi bagian data wajib untuk perhitungan Debt to Asset Ratio. Utang ini merujuk pada sumber daya entitas yang diperoleh dari pihak ketiga atau sumber tertentu dan harus dikembalikan di masa depan. Kategori utang pun ada dua, yakni jangka panjang (kurang dari setahun) dan jangka pendek (lebih dari setahun atau tiga tahun).
Rumus Perhitungan DAR
Rumus yang digunakan untuk dar hanya menggunakan data total utang dan total aset. Yakni DAR = utang / aset. Biasanya data yang digunakan dapat diperoleh dari neraca perusahaan, mencakup utang jangka panjang + pendek dan aset lancar + aset tidak lancar. Dari informasi tersebut, maka bisa mendapat data DAR untuk pertimbangan investasi.
Contohnya adalah total aset lancar dan tidak lancar 400 juta dan total utang 300 juta. Dari data tersebut maka dapat dimasukkan rumus menjadi 300 juta dibagi 400 juta. Hasilnya adalah 0,75 atau 75%. Nilai tersebut berarti 75% aset dibiayai oleh utang. Sedangkan 25% adalah dana bersih yang dapat mengganti saham investor saat terjadi kebangkrutan.
Nilai DAR Yang Baik
Lantas seperti apakah nilai yang baik dari DAR? Seperti yang diberikan pada contoh, nilai yang muncul menjelaskan tanggungan utang atau rasio aset dan tanggungannya. Maka semakin kecil nilai tersebut maka semakin baik. Mengingat utang menjadi suatu aspek keuangan yang harus dikontrol, maka nilai dari Debt to Asset Ratio pun tidak boleh sembarangan.
Tak hanya itu, utang adalah tanggungan yang harus segera dibayar agar tidak membebani keuangan. Karena itulah, struktur utang ini wajib jadi sorotan. Dari pertimbangan tersebut, nilai yang baik adalah DAR< 0,5 yang berarti mayoritas aset didanai oleh modal. Nilai DAR> 0,5 berarti mayoritas aset dari utang. Dan nilai 0,6 – 0,7 biasanya masih dinilai wajar dan baik.
Manfaat Dari Penggunaan DAR
Dari data rasio yang diberikan, secara tidak langsung dapat dilihat seberapa baik atau sehat keuangan suatu entitas bisnis tersebut. Cepat atau lambat, kebutuhan pembayaran utang akan menyelubungi kewajiban lainnya. Karena itu, rasio ini memberi jaminan tentang nilai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Pada dasarnya, bunga yang dihitung dari DAR pun hanya dasarnya saja. Terdapat pula adanya bunga, yang membuat nilai rasio ini semakin penting untuk dipahami. Dari nilai Debt to Asset Ratio ini pun Anda dapat melihat entitas dengan potensi bangkrut, tertekan utang, atau melihat besar aset bersih yang dimiliki oleh suatu entitas setelah pemenuhan utang tersebut.
Dari informasi yang sudah diberikan di atas, bisa diambil garis merah bahwa penggunaan DAR akan sangat membantu dapat melihat keuangan suatu perusahaan. Penggunaannya pun dianggap wajar mengingat DAR dapat menjadi suatu pembanding dalam dunia investasi. Dengan demikian, kucuran dana dan pemilihan investasi pun akan lebih terjamin.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!