Salah satu jenis saham berdasarkan kinerjanya dalam perdagangan adalah saham non-siklikal, yang dikenal sebagai counter-cyclical stocks. Saham ini ditandai dengan kecenderungan pergerakan harga yang bertentangan dengan kondisi ekonomi saat itu. Jika Anda tertarik untuk berinvestasi dalam saham non-siklikal ini, penting untuk memahami lebih lanjut mengenai karakteristiknya melalui tinjauan berikut.
Counter-cyclical stocks merujuk pada saham dari perusahaan dalam industri yang menunjukkan kinerja finansial yang berlawanan dengan kondisi ekonomi umum. Dengan kata lain, ketika kondisi ekonomi umumnya sedang baik atau mengalami ekspansi, kinerja finansial emitennya berpotensi untuk menurun (underperform), dan sebaliknya.
Dengan karakteristik ini, dapat disimpulkan bahwa saham counter-cyclical stocks merupakan jenis saham yang mampu bertahan atau tetap menunjukkan kinerja yang baik, bahkan saat terjadi resesi ekonomi. Sifat dari saham counter-cyclical stocks ini berbeda dengan saham cyclical stock, yang kinerja finansialnya beriringan dengan kondisi ekonomi yang sedang terjadi.
Seringkali, saham counter-cyclical stocks disamakan dengan non-cyclical stocks atau defensive stocks, padahal keduanya memiliki perbedaan. Meskipun keduanya mampu bertahan saat terjadi resesi, non-cyclical stocks tidak akan mengalami depresiasi saat kondisi ekonomi sedang mengalami ekspansi, karena permintaan atas produknya bersifat berkelanjutan dan selalu ada.
Saham counter-cyclical mengalami fluktuasi berlawanan dengan saham
cyclical. Kontras dengan saham non-siklus yang menunjukkan permintaan
yang stabil, seperti kebutuhan akan insulin yang konsisten.
Karakteristik Saham
1. Kinerja Berlawanan dengan Kondisi Ekonomi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kinerja saham kontra-siklik berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi. Saat terjadi ekspansi ekonomi, saham kontra-siklik cenderung tampil di bawah standar. Sebaliknya, pada masa penurunan ekonomi atau resesi, saham counter-cyclical stocks dapat menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan.
2. Volatilitas Saham yang Rendah
Berbeda dengan saham siklik yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sehingga cenderung memiliki volatilitas tinggi, saham counter-cyclical stocks termasuk dalam kategori saham dengan volatilitas rendah. Meskipun risikonya cenderung rendah karena volatilitas yang minim, hal ini juga membatasi potensi keuntungan saat pasar dalam tren bullish.
Risiko Investasi
Perbedaan karakteristik antara berbagai jenis saham menimbulkan risiko yang berbeda pula, termasuk pada counter-cyclical stocks. Perusahaan yang bisnisnya termasuk dalam kategori counter-cyclical dapat mengalami tantangan yang signifikan ketika terjadi ekspansi ekonomi yang besar, yang mungkin berlanjut dalam jangka waktu yang panjang.
Perusahaan dengan counter-cyclical stocks ini rentan terhadap risiko kebangkrutan apabila tidak memiliki cadangan tunai yang memadai atau struktur keuangan yang kokoh untuk menghadapi periode ekspansi ekonomi yang berkepanjangan. Jika kondisi ekonomi terus membaik, perusahaan dengan saham counter-cyclical dapat semakin terdesak.
Selain itu, investor yang menggunakan counter-cyclical stocks sebagai bagian dari portofolio investasinya akan dihadapkan pada tantangan yang kompleks, yaitu meramalkan kondisi pasar. Mereka perlu mampu memprediksi kapan ekonomi kemungkinan akan pulih, sehingga dapat menjual saham counter-cyclical yang mereka pegang pada waktu yang tepat.
Kesalahan dalam prediksi dapat mengakibatkan investasi tidak memberikan hasil yang diharapkan, karena penjualan counter-cyclical stocks dilakukan ketika ekonomi sudah pulih, yang berarti saham tersebut mulai menunjukkan penurunan kinerja seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi.
Contoh Counter-Cyclical Stock
Saat ini, perusahaan atau emiten yang menghadirkan saham counter-cyclical stocks dapat dianggap langka dan sulit ditemukan. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam menemukan model bisnis yang mampu bertahan di masa di mana banyak individu kekurangan modal.
Sebagai contoh, terdapat perusahaan yang termasuk dalam kategori counter-cyclical, yaitu perusahaan outplacement yang berfokus pada memberikan dukungan kepada pekerja yang mengalami layoff atau pemutusan hubungan kerja. Perusahaan ini bertujuan untuk membantu pekerja yang terkena layoff dalam mencari pekerjaan baru.
Jenis perusahaan seperti ini cenderung sukses pada masa resesi ekonomi, di mana jumlah individu yang kehilangan pekerjaan dan mencari pekerjaan baru cenderung meningkat dibandingkan pada masa ekspansi ekonomi. Namun, saat resesi berakhir, popularitas perusahaan semacam itu dapat mulai menurun.
Ketika terjadi resesi ekonomi, saham dari perusahaan sejenis dengan contoh perusahaan di atas dapat dijadikan pilihan untuk mengurangi risiko investasi terhadap saham lain yang mungkin mengalami depresiasi akibat perlambatan ekonomi. Namun, perlu diingat bahwa jangka waktu investasi harus diperhatikan, karena ketika ekonomi pulih, nilai saham tersebut pun dapat turun.
Jenis Counter-Cyclical Stock
1. Siklus Berdasarkan Harga Komoditas Perdagangan
Perusahaan jenis ini umum dikenal di kalangan masyarakat. Perusahaan tambang dan perkebunan termasuk dalam kategori ini, seperti tambang batu bara, emas, timah, dan nikel. Sementara itu, contoh perusahaan perkebunan adalah kelapa sawit. Harga saham perusahaan komoditas ini cenderung mengikuti pergerakan harga komoditas yang mereka produksi. Hal ini karena ketika perusahaan tambang menjual komoditas kepada pelanggan, mereka biasanya mengacu pada harga komoditas tersebut. Dengan demikian, kenaikan harga komoditas tersebut berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan.
2. Kinerja Tergantung pada Siklus Ekonomi
Beberapa perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik saat ekonomi sedang tumbuh, namun menurun ketika ekonomi melambat. Contohnya adalah perusahaan otomotif dan properti.
Kesimpulannya, berinvestasi dalam counter-cyclical stocks membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi pasar dan ekonomi. Tidak hanya itu, juga diperlukan keterampilan analisis yang kuat untuk dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!