Pasar modal adalah suatu tempat untuk melakukan transaksi saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya. Dalam dunia pasar modal, terdapat berbagai istilah dan peran yang berperan penting dalam menggerakkan aktivitas perdagangan. Salah satu istilah yang sering kali dihubungkan dengan konotasi negatif adalah “Bandar”. Mereka sering juga disebut dengan istilah lain seperti Market Maker dan Big Player. Istilah ini mengacu pada pihak atau lembaga yang memiliki peran sentral dalam menjaga likuiditas pasar. Namun, mengapa istilah “bandar” memiliki konotasi negatif di pasar modal?
Sebelum kita memahami mengapa istilah “bandar” sering dianggap negatif, ada baiknya kita memahami peran utama dari mereka itu sendiri. Bandar atau Big Player adalah pihak atau lembaga yang bersedia untuk membeli dan menjual suatu instrumen keuangan (seperti saham) dengan tujuan untuk menjaga likuiditas pasar. Dengan adanya bandar, para investor dapat dengan mudah membeli atau menjual instrumen keuangan kapan pun mereka mau, tanpa harus menunggu adanya pihak lain yang bersedia bertransaksi.
Konotasi Negatif: Konflik Kepentingan dan Manipulasi Pasar
Salah satu alasan utama mengapa istilah “bandar” memiliki konotasi negatif adalah adanya potensi konflik kepentingan antara big player dan para investor. Mereka bisa saja memanfaatkan posisinya dalam pasar untuk menciptakan situasi yang menguntungkan dirinya sendiri, bahkan jika itu merugikan investor. Misalnya, mereka dapat memanipulasi harga saham dengan membuat penawaran beli atau jual palsu, yang dapat mempengaruhi harga pasar secara keseluruhan.
Dalam beberapa kasus, mereka juga dapat terlibat dalam praktik-praktik yang merugikan investor, seperti front running. Front running terjadi ketika mereka memutuskan untuk lebih dulu membeli atau menjual saham sebelum menerima pesanan dari investor. Hal ini bisa mengakibatkan perubahan harga yang merugikan investor ketika mereka akhirnya bertransaksi.

Kurangnya Transparansi
Faktor lain yang menyebabkan konotasi negatif terkait istilah “bandar” adalah kurangnya transparansi dalam operasi mereka. Mereka memiliki informasi yang lebih mendalam tentang aktivitas perdagangan dan permintaan di pasar, namun mereka tidak selalu wajib untuk membagikan informasi ini secara terbuka kepada semua investor. Kurangnya transparansi ini dapat menciptakan ketidaksetaraan informasi antara bandar dan investor biasa.
Dampak Terhadap Harga Saham
Aksi manipulatif atau praktik-praktik yang merugikan investor yang dilakukan oleh beberapa bandar dapat berdampak besar terhadap harga saham. Perubahan harga yang tidak wajar atau tiba-tiba dapat mengakibatkan kebingungan di pasar dan merugikan investor yang tidak memiliki akses ke informasi yang sama seperti mereka. Hal ini juga dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap integritas pasar modal secara keseluruhan.
Upaya Regulasi dan Perubahan Persepsi
Untuk mengatasi konotasi negatif terhadap istilah “bandar” dan mengurangi potensi praktik-praktik yang merugikan, otoritas pasar modal dan regulator telah melakukan berbagai upaya. Mereka menerapkan peraturan yang lebih ketat terkait transparansi, manipulasi pasar, dan konflik kepentingan. Selain itu, upaya edukasi kepada investor juga dilakukan agar mereka lebih memahami peran bandar serta risiko yang terkait.
Perubahan persepsi terhadap mereka juga dapat terjadi melalui pendekatan komunikasi yang lebih terbuka dari pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal. Dengan memahami peran penting yang dimainkan oleh bandar dalam menjaga likuiditas pasar, investor mungkin akan lebih cenderung melihat mereka sebagai bagian integral dari ekosistem pasar modal, bukan sekadar sebagai pihak yang menciptakan konflik kepentingan.
Kesimpulan
Dalam pasar modal, istilah “bandar” memegang peran penting dalam menjaga likuiditas dan kelancaran perdagangan. Meskipun demikian, konotasi negatif yang melekat pada istilah ini terkait dengan potensi konflik kepentingan, manipulasi pasar, kurangnya transparansi, dan dampak terhadap harga saham. Untuk mengatasi hal ini, regulasi yang lebih ketat dan edukasi kepada investor perlu terus dilakukan. Dengan demikian, persepsi terhadap mereka dapat berubah menjadi lebih positif, sejalan dengan upaya menjaga integritas pasar modal secara keseluruhan. Kata “bandar” memiliki konotasi negatif karena istilah ini sering dipakai oleh para penjudi. Namun di pasar modal, keberadaan mereka sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

Achmad Abdul Arifin: Seorang Trader Saham Syariah yang Mempunyai Motto "Menjadi Tak Terlihat dan Melampauinya"