Ancol Survive Ketika Pandemi, Laporan Keuangan PJAA Kuartal III-2023 Bagus?

by Minsya
12 minutes read

Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor bisnis yang terdampak cukup parah ketika pandemi Covid19, dan baru mulai pulih secara bertahap di tahun 2022. Beberapa Emiten dari sektor ini juga mengalami kenaikan pendapatan, termasuk PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PJAA). Benarkah bagus kinerjanya?

PJAA merupakan tempat rekreasi yang kerap dikunjungi oleh wisatawan yang berwisata ke Jakarta, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Berikut ini beberapa unit usaha yang dijalankan oleh PJAA:

ancol
Company Profile PJAA. Source: Annual Report

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan ke Ancol pada tahun 2022 sebanyak 13,01 juta kunjungan. Jumlah tersebut meningkat cukup pesat, dibandingkan ketika tahun pandemi di 2020 dan 2021 yang berkisar di bawah 5 juta kunjungan.

Jumlah Kunjungan Taman Impian Jaya Ancol. Source: Dataindonesia.id

Meski demikian jumlah tersebut belum dapat kembali seperti pada kondisi di tahun 2012-2018, menandakan bahwa PJAA harus meningkatkan inovasi pada wilayah rekreasi ini. Selain hanya mengandalkan beberapa event pendukung yang banyak diselenggarakan PJAA pasca pandemic. Sebut saja beberapa eventnya seperti event balap E-Formula atau event lainnya yang ada di 2023 seperti konser band The Corrs dan Bring Me The Horizon yang dilaksanakan di Ancol.

Bedah Laporan Keuangan dari PJAA

Dari laporan keuangan PJAA yang baru saja dirilis pada Oktober 2023, menunjukan bahwa pendapatan usaha PJAA kuartal III-2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 43.17% YoY menjadi sebesar Rp902.56 miliar, dari sebelumnya kuartal III-2022 di Rp630.40.

Jika dilihat lebih rinci PJAA juga mencatatkan sumber pendapatan lain, seperti berikut ini:

Pendapatan dan Laba Bersih PJAA. Source: Laporan Keuangan PJAA Kuartal III-2023

Jika di breakdown, pada catatan kaki nomor 30 yang menunjukkan segmentasi pendapatan usaha, berikut ini.

Catatan Kaki No. 30 Segmentasi Pendapatan Usaha. Source: Laporan Keuangan PJAA Kuartal III-2023

Terlihat pada segmen Pendapatan Tiket, PJAA mencatatkan kenaikan paling signifikan terjadi pada Pintu Gerbang sebesar 50.08% YoY menjadi Rp204.74.

Hal itu sejalan dengan analisa Penulis, di mana kenaikan pendapatan Pintu Gerbang dari PJAA yang signifikan, tidak lepas dari pengaruh banyaknya event yang dilakukan di lingkungan Taman Wisata Jaya Ancol.

Tercatat sepanjang 2023 berjalan ada sejumlah event konser yang melibatkan artis mancanegara maupun dalam negeri di gelar di Ancol seperti The Corrs, Round Festival 2023, Semesta Berpesta, Bring Me the Horizons, hingga Rex Orange Country. Tentunya, hal ini menjadi katalis positif bagi PJAA untuk meningkatkan pendapatan dari Pintu Gerbang. Sebagai tambahan informasi, PJAA sendiri mengenakan tarif Rp25.000/orang untuk bisa memasuki wilayah Taman Wisata Jaya Ancol.

Namun yang menjadi sorotan, ialah kenaikan pada Wahana Wisata terbilang lebih rendah dari Pintu Gerbang, yakni hanya sebesar 42.59% YoY menjadi Rp431.82 miliar. Setidaknya hal ini, perlu diperhatikan kembali agar tidak memberatkan kinerja PJAA, seperti halnya perusahaan melakukan peremajaan atau penambahan wahana yang dapat mendongkrak kembali kenaikan pendapatan dari segmen Wahana Wisata.

Beruntungnya, PJAA masih mendapatkan kontribusi pendapatan dari segmen Pendapatan Hotel dan Restoran, termasuk dari penyewaan Kios, Lahan dan Gedung, serta penjualan barang dagangan (merchandise) dan beberapa pendapatan lain.

Berikutnya dari catatan kaki nomor 33, juga terlihat bahwa PJAA juga mendapatkan kontribusi dari Pendapatan Lainnya Pos yang mengalami kenaikan positif, berikut ini breakdown dari pendapatan lainnya yang diperoleh dari CALK (Catatan Atas Laporan Keuangan):

(Sumber: Laporan Keuangan Kuartal 3 PJAA – Oktober 2023)

Terlihat ada kenaikan pendapatan dari Klaim Asuransi Asset sebesar Rp5.91 miliar di kuartal III-2023, padahal pada periode kuartal III-2022 PJAA tidak mencatatkan klaim ini. Kendati demikian, Penulis memandang pos ini hanya sebagai “pendapatan bonus” yang mungkin tidak akan terulang pada kuartal berikutnya. Sehingga jika pos tersebut di “take out”, maka Pendapatan Lainnya hanya sekitar Rp17.41 miliar, yang menjadikannya sebagai kenaikan tipis dari kuartal III-2022.

Di samping dari Pendapatan Usaha utamanya, PJAA juga mencatatkan adanya kenaikan Pendapatan Bunga yang diperolehnya dari ‘idle money’ yang di investasikan ke deposito, dengan kenaikan sebesar 103.7% YoY menjadi sebesar Rp18.68 miliar, dari sebelumnya hanya Rp9.17 miliar. Penulis sendiri menganggap hal ini sesuatu yang wajar.

Dengan kenaikan pada beberapa sumber pendapatannya itu, maka PJAA mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk kuartal III-2023 naik signifikan 130.6% YoY menjadi sebesar Rp170.80 miliar, dari sebelumnya kuartal III-2022 hanya Rp74.04 miliar.

Dengan kenaikan tersebut, secara tidak langsung menyiratkan bahwa saat ini sudah semakin  banyak masyarakat yang memilih berlibur dengan mengunjungi Ancol. Hanya saja di sini, dibutuhkan strategi yang lebih baik lagi, untuk bisa mendongkrak kembali pendapatan usaha PJAA seperti pra pandemic.

Kesimpulan

Terlihat bahwa kenaikan laba dari PJAA masih didominasi oleh kenaikan pendapatan yang dikontribusikan dari kegiatan operasional dan juga Pintu Gerbang. Setidaknya hal ini sejalan dengan pulihnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan wisata yang semakin membaik.

Berkenaan dengan pemulihan kunjungan wisata, PJAA sebagai manajemen perlu memberikan sentuhan inovasi pada wahana rekreasi yang ada saat ini, termasuk juga dengan melakukan peremajaan pada wahana wisata yang dimiliki. Mengingat, tentu ada beberapa wahana wisata yang saat ini mayoritas umur nya diatas 5 tahun seperti Dunia Fantasi, Sea World dan Ancol Ecopark. Jadi bisa dikatakan, bahwa prospek PJAA ke depan akan sangat tergantung dengan keputusan pengelolaan manajemen terhadap wilayah rekreasi di lingkungan Ancol.

Hal itu mempertimbangkan dengan semakin tingginya tingkat kompetisi dalam industri pariwisata saat ini, di mana sudah ada banyak pilihan rekreasi lain yang menawarkan produk wisata lebih unggul.

Tidak hanya itu, dari sisi DER juga perlu diperhatikan mengingat rasio utang terhadap ekuitas yang dimiliki PJAA ini terbilang cukup tinggi, yakni di level 144,09%. Rasio DER yang tinggi ini menunjukkan total utang PJAA yang terlampau besar yakni Rp2.40 triliun. Sementara total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk ialah sebesar Rp1.67 triliun.

Kendati demikian, PJAA masih aman dari sisi NGR yang berada di level 0.67, di mana angka NGR ini masih di bawah 1x.

Lalu bagaimana dengan valuasinya? Berdasarkan valuasi, PJAA diperdagangkan pada PER diangka 6.67x dan PBV diangka 0.91x.

Nah, kalau menurut teman-teman investor sendiri apakah kinerja keuangan PJAA kuartal III-2023 sudah cukup bagus dan layak untuk dikoleksi?

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00