Seperti diketahui, investasi sebagaimana didefinisikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diartikan sebagai penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Dalam berinvestasi, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu goal (tujuan), time (waktu), dan instrument (produk investasi). Tujuan keuangan adalah hal yang perlu diperhatikan pertama kali dalam berinvestasi. Misalnya, seorang mahasiswa memiliki tujuan keuangan berupa biaya pernikahan. Setelah menentukan tujuan, hal kedua yang harus dicatat adalah jangka waktu target tercapainya tujuan tersebut. Misalnya dalam contoh mahasiswa di atas, ia ingin menikah lima tahun lagi. Terakhir, setelah menentukan tujuan dan jangka waktu, investor memilih instrumen apa yang cocok dan relevan.
Instrumen investasi syariah ini sekarang sangat variatif. Namun, sebelum menentukan pilihan instrumen investasi syariah yang relevan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengenali profil risiko. Dikutip dari buku “Saham Syariah Kelas Pemula” karya Mang AMSI, secara umum profil risiko ini terbagi menjadi tiga.
Pertama, Konservatif.
Tipe ini paling menghindari risiko di antara yang lain. Investor konservatif sangat terfokus pada asset security (keamanan asset). Investor tipe ini mengharapkan modal investasinya tidak turun dengan imbal hasilnya rendah, misalnya: emas, deposito syariah, dan reksadana pasar uang syariah.
Kedua, Moderat.
Tipe ini merelakan laju pertumbuhan investasinya menurun dalam satu waktu, namun tetap berharap akan bertambah lagi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Instrumen investasi yang sesuai dengan tipikal ini adalah sukuk, reksadana pendapatan tetap syariah dan reksadana campuran syariah.
Ketiga, Agresif.
Tipe ini paling berani dalam merelakan penurunan aset investasinya, karena memiliki harapan serta optimisme akan mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Instrumen yang sesuai dengan tipikal ini adalah reksadana saham syariah dan saham syariah.
Dengan memahami profil risiko, kita akan lebih mudah memilih kanal rezeki dari instrumen investasi yang relevan.
*Artikel ini telah terbit di Radar Cianjur 30 April 2021 ditulis oleh Asep M. Saepul Islam (Founder Syariah Saham & Sekretaris Umum MES Kabupaten Cianjur)
Baca juga : Jihad Literasi Investasi Syariah
1 comment
[…] besar. Oleh karena itu, keputusan investasi haruslah didasarkan pada pemahaman yang matang tentang profil risiko dan tujuan keuangan […]