Gawat! Investor Saham ISSP Wajib Baca Ini Sebelum Berinvestasi

by Minsya
10 minutes read

PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Kode saham ISSP) menjadi buah bibir para value investor semenjak merilis laporan keuangan Q2 2021 kemarin. Laba ISSP naik hingga 8366% dari periode sebelumnya.

Hal ini cukup menarik karena ISSP yang bermain di industry yang terdampak pandemi tapi kenapa justru mampu membukukan kinerja yang moncer dan laba yang meroket.

Untuk menjawab pertanyaan tadi, Sabtu, 25 September 2021 Syariahsaham telah mengadakan webinar bareng Emiten bersama Bapak Johannes W. Edward, selaku Chief Strategy & Business Development Officer, Corporate Secretary and Investor Relations dari ISSP.

Banyak insight menarik yang bisa kita dapat dari penjelasan dan tanya jawab bersama Bapak Edward. Selain pertanyaan tadi, kita juga dapat informasi penting terkait kondisi, tantangan dan prospek perusahaan. Jarang-jarang loh, kita dapat kesempatan mendapatkan informasi primer langsung dari direksi perusahaan.

Nah, barangkali kemarin Anda tidak hadir atau Anda melewatkan beberapa informasi penting. Berikut akan kita ulas serta analisis perusahaan dari segi fundamental. Baca sampai akhir ya.

ISSP didirikan pada tahun 1971 di Surabaya sebagai produsen pipa baja. Semenjak itu, ISSP terus bertumbuh menjadi perusahaan dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia dan berpengalaman dalam memproduksi berbagai macam pipa baja/tabung & berbagai produk terkait lainnya.

Pada 22 Februari 2013, ISSP resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penawaran umum (IPO) tersebut, ISSP meraih dana segar sebsar Rp735,07 miliar untuk pengembangan usaha.

Saat ini pemegang saham mayoritas ISSP adalah PT Chakra Bakti Para Putra sebanyak 55,94%, Pemberton Asian Opportunities Fund sebanyak 6,68% dan sisanya pemegang saham publik sebanyak 37,38%.

Selain itu, ISSP mempunyai 3 entitas anak dan perusahaan asosiasi, yaitu PT SPINDO Engineering Industry, PT Sanko Steel Indonesia dan PT Poses.

Saham ISSP
Sumber: Laporan Public Expose ISSP 2021

Model Bisnis

ISSP sebagai produsen pipa baja perlu memasok bahan baku berupa baja karbon dan gulungan stainless dari pemasok luar negeri dan dalam negeri. Jaringan pemasok yang dimilki oleh ISSP pun cukup luas sehingga tidak mempunyai ketergantungan oleh perusahaan tertentu. Ini memberikan keleluasaan ISSP dalam menentukan pemasok mana yang memberikan harga yang menarik.

Sumber: Laporan Public Expose ISSP 2021

Seperti yang bisa dilihat diatas, bahwa terdapat pergesaran kontribusi pemasok yang di tahun 2020 didominasi oleh luar negeri. Kemudian di tahun 2021, mayoritas pemasok beralih ke dalam negeri.

Hasil produksi pipa ISSP juga digunakan dalam berbagai industry seperti industri infrastruktur, otomotif, minyak dan gas, pipa air minum, dan lain sebagainya. Selain itu, ISSP juga menyediakan jasa layanan pelapisan (coating dan protection) internal dan eksternal.

Sumber: Laporan Public Expose ISSP 2021

Untuk pangsa pasar domestik, ISSP telah menjajaki pasar ritel (penjualan ke distributor atau agent) dan proyek, dimana keduanya berkontribusi setara 50% bagi pendapatan ISSP. Pendapatan proyek sendiri didapat dari proyek-proyek perusahaan negara (BUMN) seperti Pertamina, Wijaya Karya, Waskita Karya, Adhi Karya, dll.

Saat ini pendapatan ISSP masih didominasi penjualan dalam negeri. ISSP juga sudah mulai menggenjot ekspor terutama ke Amerika Serikat dan Kanada.

Dari sisi sektor industri, penjualan ISSP didominasi oleh penjulan ke perusahaan di sektor konstruksi. Walaupun terdampak pandemi sekalipun, kontribusi sektor konstruksi masih kuat sebesar 61% dari penjualan di Q1 2021.

Sumber: Laporan Public Expose ISSP 2021

Rajanya Produsen Baja di Indonesia

ISSP memiliki 6 fasilitas manufaktur terdiri dari 4 pabrik produksi di Karawang, Surabaya, Sidoarjo & Pasuruan dan 2 gudang di Bandung dan Samarinda. Total 37 lini produksi yang masing-masing dapat dikalibrasi untuk menghasilkan berbagai jenis pipa.

Saat ini, ISSP adalah pemimpin pasar di industry pipa baja dengan kompetitor lainnya yang cukup jauh tertinggal oleh ISSP dari segi total volume produksi pipa baja.

Menurut keterangan Bapak Johannes, hanya ISSP yang bermain di hampir semua sektor industri yang membutuhkan pipa baja. Kompetitor lain hanya fokus ke beberapa sektor tertentu karena volume produksi yang masih kecil. Ini menjadi keunggulan kompetitif bagi ISSP dibandingkan dengan kompetitor lain.

Sumber: Laporan Public Expose ISSP 2021

Laba Bersih Q2 2021 Naik 8366%???

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita bedah laporan keuangan Q2 2021 ISSP.

Sumber: Laporan Keuangan Q2 2021 ISSP

Ditahun 2020 kemarin kinerja keuangan ISSP cukup terdampak karena pandemi, sehingga banyak proyek-proyek infrastruktur yang ditunda dan berdampak buruk ke laba bersih. Selain itu, beban keuangan yang cukup besar di tahun Q2 2020 membuat laba bersih ISSP makin tertekan.

Di tahun 2021, sektor konstruksi sudah mulai berjalan kembali sehingga berdampak baik ke kinerja ISSP di Q2 2021.

Terlihat juga ada efisiensi di akun beban pokok pendapatan, sehingga gross margin meningkat. Di Q2 2021, gross margin ISSP sebesar 22,1%. Sedangakan di Q2 2020 sebesar 12,3 %.

Profitabilitas Historis

Lalu bagaimana dengan kinerja profitabilitas historis ISSP?

Sumber: Laporan Keuangan ISSP

Penjualan dari tahun 2013 – 2019 sendiri hanya bertumbuh CAGR sebesar 6%. Sedangkan laba bersih turun sebesar -2%. Penjualan dan laba bersih ISSP sendiri cukup naik signifikan di periode 2016 – 2019 masing-masing sebesar 14% dan 22%. Ini berkat proyek-proyek infrastruktur sedang ramai digenjot terutama proyek infrastruktur negara.

Dari segi operasional, ISSP belum konsisten dan terpengaruh oleh harga bahan baku baja dunia, terutama di tahun 2018. Meskipun pendapatan meningkat, gross margin perusahaan justru turun dari tahun sebelumnya. Namun, setelah itu ISSP mampu memperbaiki manajemen pembelian bahan baku sehingga angkanya terus membaik. 

Sumber: Laporan Keuangan ISSP

Selain itu, dari segi ROE (Return On Equity) juga terlihat tidak konsisten akibat volatilitas laba bersihnya. Baru pada tahun 2021, ROE perusahaan berhasil menembus angka 10%, karena keberhasilan manjemen dalam melakukan langkah efisiensi.

Sumber: Data ROE ISSP hasil olahan penulis

Valuasi Relatif Yang Masih Murah

Sumber : Trading View

Saat ini, harga saham ISSP berada diangka Rp 286, kembali ke kisaran harga ketika IPO di tahun 2014. Harga ISSP sendiri sudah naik hingga lebih 100% sepanjang tahun 2021 ini karena kinerja keuangan yang juga menigkat signifikan. Rasio PBV sekarang diangka 0,6 kali dan PER 5,5 kali. Cukup menarik melihat rasio tersebut.

Bagaimana pendapat anda mengenai prospek ISSP? Apakah masih menarik untuk dibeli? Tetap lakukan analisa mendalam secara mandiri dan sesuaikan dengan strategi masing-masing.

Semoga bermanfaat.

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli dan hanya untuk kepentingan edukasi. Tetap melakukan analisa dan keputusan investasi sendiri. Your money, your decision.

Yoga Ahmad Gifari (Rusia)
Graduated as master of Railway Track Management, but enthusiastic with sharia stock market.

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00