Dalam dunia pasar keuangan, istilah “investor” dan “trader” sering kali digunakan untuk menggambarkan pelaku pasar yang terlibat dalam aktivitas jual beli aset seperti saham, obligasi, komoditas, atau mata uang. Meski keduanya sama-sama berinteraksi dengan pasar, ada perbedaan mendasar antara investor dan trader dalam pendekatan, strategi, tujuan, serta jangka waktu investasi mereka.
Memahami perbedaan ini penting bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia investasi dan trading, tanpa pemahaman dan penentuan jati diri seseorang untuk menjadi investor atau trader akan menimbulkan banyak kerugian, banyak kasus seorang trader yang nyangkut di asset investasinya kemudian berubah menjadi investor, begitupun sebaliknya, investor yang melihat portonya yang menghijau karena sentimen sesaat langsung berubah haluan menjadi trader dengan menjual asetnya dalam waktu dekat.
Lalu bagaimana menentukan perbedaan antara investor dan trader? Apakah bisa menjadi investor dan trader sekaligus?
Investor adalah individu atau institusi yang membeli aset dengan tujuan untuk menyimpannya dalam jangka waktu yang lama. Tujuan utama seorang investor adalah mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan nilai aset tersebut seiring waktu, serta mendapatkan pendapatan pasif melalui dividen atau bagi hasil. Investor biasanya berfokus pada fundamental perusahaan atau aset yang mereka beli, melakukan analisis fundamental yang mendalam, dan memiliki pandangan jangka panjang.
Mereka mempertimbangkan laporan keuangan, kinerja perusahaan, kondisi industri, prospek ekonomi, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai jangka panjang dari aset yang mereka beli. Investor biasanya memiliki horizon investasi jangka panjang, mulai dari beberapa tahun hingga beberapa dekade.
Mereka percaya bahwa dengan mempertahankan aset mereka dalam jangka waktu yang lama, mereka dapat mengatasi volatilitas pasar dan mendapatkan keuntungan yang signifikan seiring waktu. Mereka cenderung tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi harga harian dan lebih memperhatikan tren jangka panjang.
Baca Juga : Dampak Buyback Saham kepada Kinerja Emiten
Trader, di sisi lain, adalah individu atau institusi yang membeli dan menjual aset dalam jangka waktu yang jauh lebih pendek. Tujuan utama trader adalah memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek untuk memperoleh keuntungan yang disebut dengan penghasilan aktif. Trader lebih mengandalkan analisis teknikal dan pergerakan harga ketimbang fundamental jangka panjang, dan seringkali melakukan transaksi harian atau bahkan dalam hitungan menit.
Karena tujuan mereka adalah untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan harga jangka pendek, trader perlu memantau pasar secara intensif dan siap untuk mengambil tindakan cepat ketika ada peluang yang muncul. menjadi seorang trader harus memiliki konsistensi dan disiplin terhadap waktu dan trading plan. Jika mengabaikan hal tersebut maka potensi kerugian akan menjadi lebih besar. Trader beroperasi dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Ada beberapa jenis trader berdasarkan jangka waktu yang mereka gunakan:
- Scalper: Bertransaksi dalam hitungan detik atau menit.
- Day Trader: Membuka dan menutup posisi dalam satu hari yang sama, tanpa pernah membiarkan posisi terbuka hingga hari berikutnya.
- Swing Trader: Menahan posisi selama beberapa hari hingga beberapa minggu, mencoba untuk menangkap tren jangka pendek.
- Position Trader: Menahan posisi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, namun tetap lebih pendek dibandingkan horizon investasi investor.
Trader menghadapi risiko yang lebih tinggi karena mereka terlibat dalam transaksi jangka pendek yang lebih sering dan memiliki eksposur yang lebih besar terhadap volatilitas pasar. Oleh karena itu, manajemen risiko adalah komponen penting dari strategi trading.
Money Management Investor
- Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas:
Tentukan apakah tujuan Anda adalah untuk pensiun, pendidikan anak, atau membeli properti. Tujuan yang jelas akan membantu Anda menentukan strategi dan jangka waktu investasi.
- Diversifikasi Portofolio:
Jangan menaruh semua dana Anda dalam satu jenis aset. Sebarkan investasi Anda di berbagai sektor, industri, dan jenis aset (saham, obligasi, properti, dll.) untuk mengurangi risiko. Alokasikan persentase tertentu dari portofolio Anda ke berbagai jenis aset sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan Anda. Contoh: 60% saham, 30% obligasi, 10% properti.
- Lakukan Analisis Fundamental:
Pelajari laporan keuangan, kinerja perusahaan, manajemen, dan prospek industri sebelum membeli aset. Analisis ini akan membantu Anda memilih aset berkualitas untuk jangka panjang.
- Bersabarlah dan Hindari Overreacting:
Pasar sering berfluktuasi. Jangan panik saat harga turun dalam jangka pendek jika fundamental aset tetap kuat. Fokus pada potensi jangka panjang.
- Reinvestasi Dividen:
Jika investasi Anda menghasilkan dividen, pertimbangkan untuk menginvestasikannya kembali. Ini bisa mempercepat pertumbuhan portofolio Anda melalui efek bunga majemuk.
- Siapkan Dana Darurat:
Sisihkan dana darurat yang cukup untuk kebutuhan hidup 3-6 bulan agar Anda tidak terpaksa menjual investasi saat pasar sedang turun.
- Pantau dan Rebalancing Portofolio:
Secara berkala (misalnya setahun sekali), tinjau portofolio Anda dan lakukan rebalancing jika perlu untuk mempertahankan alokasi aset yang sesuai dengan tujuan Anda.
- Jangan Berinvestasi dengan Uang Pinjaman:
Hindari menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi karena risiko gagal bayar bisa tinggi jika investasi tidak berjalan sesuai rencana.
Money Management untuk Trader
- Pilih Gaya Trading yang Sesuai:
Tentukan apakah Anda lebih cocok sebagai scalper, day trader, swing trader, atau position trader. Gaya trading yang sesuai akan membantu Anda fokus dan konsisten.
- Pelajari Analisis Teknikal:
Kuasai alat analisis teknikal seperti moving averages, RSI, MACD, dan pola grafik. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi peluang trading yang baik.
- Miliki Trading Plan yang Disiplin:
Buat rencana trading yang mencakup kapan Anda akan masuk dan keluar dari posisi, berapa banyak yang akan Anda investasikan per trading, dan bagaimana Anda akan mengelola risiko.
- Belajar dari Setiap Transaksi:
Catat setiap transaksi yang Anda lakukan, termasuk alasan masuk dan keluar serta hasilnya. Evaluasi trading Anda secara berkala untuk mengidentifikasi kesalahan dan memperbaikinya.
- Tentukan Ukuran Posisi:
Ukuran posisi adalah jumlah modal yang Anda pertaruhkan dalam setiap transaksi. Sebagai aturan umum, risiko pada setiap trading tidak boleh lebih dari 1-2% dari total modal Anda.
- Gunakan Risk/Reward Ratio:
Pastikan setiap trading memiliki potensi keuntungan yang lebih besar daripada risiko. Misalnya, risk/reward ratio 1:3 berarti Anda mencari $3 keuntungan untuk setiap $1 yang dipertaruhkan.
- Jaga Emosi Anda:
Trading bisa sangat emosional. Hindari overtrading atau revenge trading setelah mengalami kerugian. Tetap tenang dan patuhi rencana trading Anda.
- Atur Batasan Kerugian Harian/Mingguan:
Tentukan berapa banyak Anda siap untuk kehilangan dalam sehari atau seminggu. Jika batas ini tercapai, berhenti trading untuk hari atau minggu tersebut.
- Selalu Gunakan Stop Loss dan Take Profit:
Tentukan level stop loss dan take profit sebelum masuk ke pasar dan patuhi level ini. Ini membantu Anda mengunci keuntungan dan membatasi kerugian.
Menjadi Investor sekaligus Trader
Menjadi seorang investor dan trader sekaligus bukanlah hal yang mustahil. Namun untuk menjadi keduanya diperlukan money management yang disiplin dan ketat, berikut tipsnya :
- Pisahkan modal dan portfolio
Jangan pernah menggabungkan portfolio dan modal investasi dan trading anda, ini dilakukan untuk menghindari loss dan kekacauan mindset dan emosi, melihat karakteristik keduanya yang berbeda maka tentu perlu memisahkan portfolio keduanya, misalnya dalam trading saham syariah, si fulan membuka 2 rekening efek di 2 perusahaan sekuritas, 1 akun untuk trading, 1 lagi untuk investasi
- Membuat trade dan invest plan
Di porto investasi lakukan analisa fundamental, buat invest plan yang mencakup instrument dan jangka waktunya. belilah asset yang yang saat ini undervalue atau jika orientasinya lebih kepada dividen atau dividen investing, carilah perusahaan yang rutin membagikan dividen jumbo dan harganya stabil. sedangkan untuk porto trading selalu membuat trade plan sebelum trading dan tentukan waktu secara konsisten, misalnya di awal pembukaan market atau 1 jam sebelum market closed.
- Memilih Instrumen
Di porto investasi, hanya masukkan asset- asset yang fundamentalnya bagus, memiliki proyeksi masa depan yang cerah, atau rutin bagi dividen. Biasanya kalo di saham ada pada saham lapis 1 dan 2. Sedangkan di porto trading, beli asset yang secara teknikal bagus, tentukan jangka waktu nya. Jika anda ingin jangka waktunya sangat singkat seperti dibawah 1 minggu misalnya, carilah asset yang volatile, biasanya ada di saham lapis 3
- Disiplin terhadap planning dan evaluasi
Ini adalah part terpenting dalam investing atau pun trading, jangan menyimpan apel yang mau busuk dengan harapan akan ditanam Kembali dan berbuah banyak. Segera jual jika tidak sesuai dengan trade plan anda. Anda tidak bisa berubah jadi investor pada porto trading anda dan sebaliknya. Hal ini untuk meminimalisir risiko, memaksimalkan profit dan agar anda tidak kehilangan momentum.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!
Muhammad Althof Syauqillah Abduh S.E., AWP ~ An Investor, trader, and sharia wealth planner