Dari Emas Hingga Mata Uang! Sejak Abad ke-7 SM

by Minsya
3 minutes read

Uang telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia selama ribuan tahun. Namun, perjalanan panjang ini dari bentuk uang awal yang terbuat dari emas hingga berkembang menjadi mata uang yang kita kenal saat ini penuh dengan perubahan dan inovasi yang menarik.

Peradaban kuno menggunakan sistem barter sebagai bentuk pertukaran. Namun, karena keterbatasan dalam pertukaran barang secara langsung, masyarakat mulai menggunakan logam berharga, terutama emas dan perak, sebagai alat tukar yang lebih praktis. Emas memiliki keunggulan karena relatif langka, mudah diubah bentuknya, dan tahan lama. Koin ini pertama kali muncul di Lydia pada abad ke-7 SM dan menjadi standar bagi transaksi perdagangan.

Penggunaan emas sebagai uang terus berkembang selama berabad-abad, di mana kekaisaran seperti Romawi dan Byzantium mengadopsi sistem koin sebagai mata uang resmi mereka. Kekuatan dan stabilitas emas membuatnya menjadi standar de facto dalam perdagangan internasional hingga berabad-abad kemudian.

emas
freepik.com

Pengenalan Mata Uang Kertas: Revolusi Moneter

Pada abad ke-7, Dinasti Tang di Tiongkok menciptakan uang kertas sebagai tanda terima dari deposit emas. Namun, konsep ini belum sepenuhnya menggantikan penggunaan logam berharga. Revolusi moneter terjadi di Eropa selama Abad Pertengahan, ketika bank dan pedagang mulai mengeluarkan bukti deposit yang dapat ditukarkan kembali dengan emas atau perak. Uang kertas yang dapat dipercaya ini memberi kemudahan dalam bertransaksi.

Pada abad ke-17, Swedia menjadi negara pertama yang menerapkan sistem uang kertas sepenuhnya, di mana uang kertas diterbitkan sebagai mata uang resmi oleh bank sentral mereka. Ini menjadi landasan bagi pengenalan uang kertas di seluruh dunia.

Sistem Mata Uang Modern: Standar Emas dan Standar Emas Perak

Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, banyak negara mengadopsi sistem standar emas, di mana nilai mata uang mereka terkait dengan jumlah gold yang dimiliki oleh bank sentral. Standar gold memberikan stabilitas dalam nilai tukar dan memfasilitasi perdagangan internasional.

Namun, perang dunia dan perlambatan ekonomi global menyebabkan banyak negara meninggalkan standar gold. Ini kemudian digantikan oleh standar gold perak atau sistem mata uang yang didasarkan pada kebijakan pemerintah dan kepercayaan publik.

Sistem Mata Uang Fiat: Era Modern

Sejak pertengahan abad ke-20, mayoritas negara beralih ke sistem mata uang fiat. Mata uang fiat tidak lagi dijamin oleh logam berharga dan nilainya ditentukan oleh keputusan pemerintah serta kepercayaan masyarakat terhadap nilai uang tersebut. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam kebijakan moneter, namun juga membuka risiko inflasi jika tidak diatur dengan baik.

Inilah sistem mata uang yang saat ini yang kita anut. Akibat yang begitu mencolok dari sistem ini adalah nilai mata uang setiap negara yang tidak setara antara satu dengan yang lain. Hal itu bergantung pada beberapa hal seperti nilai aset negara, cadangan sumber daya, nilai ekspor-impor yang mana acap kali nilai-nilai tersebut bisa saja bersifat subyektif.

Era Digital dan Mata Uang Kripto

Abad ke-21 menyaksikan transformasi baru dalam sejarah uang dengan munculnya mata uang kripto seperti Bitcoin. Dibuat menggunakan teknologi blockchain, mata uang kripto tidak bergantung pada otoritas pemerintah atau bank sentral. Mereka menawarkan keamanan dan anonimitas yang tinggi, meskipun masih dalam tahap pengembangan.

Penggunaan uang digital dan kripto saat ini juga menjadi titik perhatian baru dalam evolusi uang. Kripto seperti Bitcoin, meskipun bukan diakui sebagai mata uang resmi, telah menarik minat besar sebagai alternatif baru dalam sistem keuangan global.

Kesimpulan

Dari zaman kuno dengan penggunaan emas hingga era modern dengan mata uang fiat dan kripto, evolusi uang telah menjadi cermin dari perubahan masyarakat, teknologi, dan kebutuhan ekonomi. Perjalanan ini terus berkembang, membawa tantangan dan peluang baru dalam pengelolaan keuangan global kita.

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

Achmad Abdul Arifin: Seorang Trader Saham Syariah yang Mempunyai Motto "Menjadi Tak Terlihat dan Melampauinya"

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00