Bagi investor yang memiliki keraguan terhadap kehalalan aset yang akan dibeli, saham syariah merupakan pilihan yang tepat. Prinsip emiten yang diterapkan dalam saham syariah adalah adanya aktivitas musyarakah atau syirkah, di mana investor menyertakan modal dan berhak atas keuntungan dari investasi tersebut.
Namun, sebelum berinvestasi dalam saham syariah, sebaiknya melakukan riset dan analisis yang mendalam mengenai perusahaan-perusahaan yang akan diinvestasikan. Meskipun saham syariah dianggap sebagai investasi yang aman dan sesuai dengan prinsip syariah, investor harus tetap waspada terhadap risiko yang terkait dengan investasi saham, seperti risiko pasar dan risiko perusahaan.
Tidak semua perusahaan dapat masuk ke dalam kategori saham syariah. Ada dua aturan penting yang harus dipenuhi. Pertama, saham harus memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui regulasi No. 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Kedua, saham harus dicatatkan oleh emiten sebagai saham syariah sesuai dengan ketentuan OJK nomor 17/POJK.04/2015.
Saham syariah harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh OJK. Beberapa kriteria tersebut meliputi perusahaan yang tidak melakukan bisnis perjudian, perdagangan tanpa pengiriman barang atau jasa, layanan keuangan yang bersifat ribawi seperti bank, lembaga pembiayaan konvensional, dan asuransi konvensional, serta beberapa kriteria lainnya.
Dengan memenuhi kriteria-kriteria tersebut, saham syariah dapat dianggap sebagai investasi yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini karena saham syariah telah disaring secara ketat dan hanya memasukkan perusahaan yang menjalankan bisnis yang halal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Saham Syariah Terbaik di Awal 2023
1. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Bank Syariah Indonesia (BRIS) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 42,2% menjadi Rp 4,3 triliun pada tahun 2022. Kenaikan laba ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 22,3% dan kenaikan pendapatan jasa keuangan lainnya sebesar 61,1%.
Total aset BRIS juga mengalami pertumbuhan sebesar 20,8% menjadi Rp 114,4 triliun pada akhir tahun 2022. Bank ini terus mengalami pertumbuhan yang positif di tengah persaingan ketat dalam industri perbankan. Dengan performa keuangan yang baik, BRIS berharap dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan mengoptimalkan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham BRIS mencapai 7,75%.
2. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk (SMGR)
Kinerja keuangan saham syariah sektor semen diproyeksikan akan pulih di tahun 2023. Salah satu pilihan teratas adalah saham Semen Indonesia (SMGR). Pada 2022, harga saham SMGR turun 12,06% dengan kinerja operasional terdampak pandemi. Namun, pada kuartal ketiga 2022, SMGR mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 89,8% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Selain itu, proyeksi harga jual semen yang lebih tinggi diperkirakan akan mendukung peningkatan kinerja keuangan SMGR di tahun 2023. Sebagai produsen semen terbesar di Indonesia, SMGR memegang posisi yang kuat dalam industri konstruksi dan diharapkan akan menjadi pemain utama dalam proyek-proyek infrastruktur yang sedang berlangsung di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kinerja saham SMGR di masa depan. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham SMGR mencapai 16,35%.
3. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Saham syariah selanjutnya, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat penjualan 13,5 juta ton semen hingga Oktober 2022. Jumlah ini naik 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 12,7 juta ton. Dalam laporan keuangannya, perseroan mengungkapkan bahwa penjualan domestik mencapai 11,3 juta ton atau naik 3% YoY, sementara penjualan ekspor sebesar 2,2 juta ton atau naik 22% YoY.
INTP mengatakan bahwa peningkatan penjualan sejalan dengan pemulihan ekonomi dan konstruksi di Indonesia. Di sisi lain, INTP terus meningkatkan kapasitas produksi semen dan berencana untuk membuka pabrik baru di Lampung pada 2023, yang dapat meningkatkan produksinya menjadi 40 juta ton per tahun. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham INTP mencapai 15,15%.
4. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merilis laporan kinerja operasional perusahaan selama 2022. Dalam laporan tersebut, ANTM mencatatkan kinerja operasional yang baik sepanjang tahun 2022 dengan capaian produksi beberapa komoditas unggulannya. ANTM mencatatkan kenaikan produksi nikel sebesar 13,3% menjadi 63.101 ton, sementara produksi emas naik sebesar 18,9% menjadi 885 kg.
Sedangkan produksi bauksit mengalami penurunan sebesar 4,4% menjadi 4,9 juta ton. Selain itu, ANTM juga mengalami kenaikan pendapatan yang signifikan di sektor penjualan nikel dan emas. Hal ini didukung oleh harga nikel yang meningkat seiring dengan peningkatan permintaan global.
Meski harga bauksit mengalami penurunan, namun pendapatan dari penjualan bauksit berhasil tumbuh sebesar 7,2% pada 2022. Dalam laporan tersebut, ANTM juga menyoroti proyek tambang baru yang akan segera diluncurkan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk tambang tembaga dan emas. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham ANTM mencapai 12,85%.
5. Barito Pasific Tbk (BRPT)
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengumumkan penurunan laba bersih dalam laporan keuangan kuartal III-2022. Laba bersih turun 40,19% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 613 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari divisi forestry dan agribisnis yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Meskipun mengalami penurunan laba, saham syariah ini tetap berfokus pada strategi pertumbuhan jangka panjang dengan melakukan investasi di sektor infrastruktur dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik pupuk. Perusahaan juga berencana untuk mengevaluasi portofolio bisnis yang dimilikinya untuk mengoptimalkan kinerja keuangan.
Dengan strategi ini, perusahaan berharap dapat meningkatkan performa keuangan pada kuartal-kuartal berikutnya. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham BRPT mencapai 11,92%.
6. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Berdasarkan laporan keuangan tahunan, pendapatan dan laba bersih SIDO turun di akhir tahun 2022. Laba bersih perusahaan turun 12,69% menjadi Rp1,10 triliun dibandingkan dengan laba bersih pada 2021. Penjualan perusahaan mencapai Rp3,86 triliun, turun 3,98% dibandingkan dengan penjualan SIDO pada 2021.
SIDO memperoleh penjualan dari tiga segmen bisnis dan segmen jamu herbal dan suplemen menjadi segmen dengan penjualan terbesar senilai Rp2,63 triliun atau 68,13% dari total pendapatan SIDO. Penjualan di segmen ini turun sebesar 2,23% secara tahunan. Per tanggal 14 Februari 2023 performance kenaikan saham SIDO mencapai 9,93%.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!