Bagi seorang muslim, penggunaan keuangan yang pintar serta investasi yang baik dapat menjauhkan diri dari riba atau uang haram. Hal tersebut termasuk untuk investasi saham. Agar tidak terperangkap manisnya riba, salah satu ilmu saham untuk pemula yang wajib dikenali adalah perbedaan saham syariah dan konvensional. Apa saja perbedaannya? Cek info berikut.
1. Proses Screening
Berbicara mengenai screening, setiap saham akan menjalankan dua proses screening yakni Business dan finansial. Proses screening atau pemilahan ini dapat menjelaskan bagaimana suatu saham disebut syariah atau tidak. Seperti contohnya business screening yang mencari informasi lebih jauh akan perusahaan itu sendiri dan menunjukkan apakah sesuai prinsip syariah atau tidak.
Umumnya perusahaan untuk produksi makanan atau konsumsi, perhotelan, pertambangan, industri, atau bidang usaha halal akan dinilai sebagai syariah. Namun, perusahaan untuk bank umum, perusahaan rokok, atau asuransi konvensional akan disebut sebagai non syariah. Pertimbangan saham untuk pemula ini bisa Anda jadikan acuan dalam memilah investasi.
2. Rasio Keuangan
Proses screening kedua adalah mengenai finansial, yang mana termasuk dalam hal rasio keuangan. Dalam hal ini, mengenal syariah atau non syariah dapat dikenali dari dua aturan. Yang pertama adalah rasio bunga dan total aset tidak boleh lebih dari 45%. Sedangkan rasio pendapatan non halal dan total pendapatan tidak boleh lebih dari 10%.
Tanpa adanya rasio hutang berbasis bunga dan pendapatan tidak halal tersebut, maka investasi saham tersebut dinyatakan non syariah. Perhitungan rasio tersebut adalah ketentuan dari ulama dan regulator di Indonesia. Alhasil, besar kemungkinan dapat terjadi perubahan rasio di waktu nantinya. Semua itu pun sudah diterapkan oleh DES atau daftar efek syariah.
3. Cara Kerja Atau Transaksi
Cara kerja atau transaksi sebuah badan saham syariah dan non syariah pun cukup berbeda. Secara garis besar, prinsipnya sama yakni dengan menjual atau membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Dalam artian lain, keduanya cukup mirip terutama jika mempertimbangkan prosesnya.
Namun, perbedaan yang cukup signifikan adalah praktik cara transaksi dan sekuritas yang dipilih. Tips saham untuk pemula agar selalu menggunakan atau berhasil memilih saham syariah adalah berinvestasi dengan Sharia Online Trading System (SOTS). Dengan demikian, transaksi yang dilakukan pun akan sesuai peraturan syariah.
Umumnya STOS akan menyarankan transaksi secara tunai dan tidak boleh menggunakan transaksi margin. Transaksi syariah juga tidak menggunakan short selling, sehingga saham yang dimiliki akan dihitung sebagai modal uang. Sebaliknya, saham non syariah akan lebih berfokus pada transaksi short selling atau margin trading yang mana tidak sesuai dengan aturan syariah.
4. Orientasi Keuntungan Dan Pembagiannya
Agar tidak terjerumus riba, Anda juga dapat melihat perbedaan dua produk syariah dan non syariah dari orientasi keuntungan dan prinsip pembagiannya. Secara garis besar, kedua jenis saham akan memiliki keuntungan yang sama. Namun jumlah keseluruhan profit dari saham syariah cenderung lebih kecil dibanding konvensional.
Hal tersebut berkaitan dengan prinsip dan aturan rasio yang sudah ditetapkan oleh DES. Serta prinsip bagi hasil, sewa, dan jual beli yang sudah disetujui sebelumnya. Sedangkan perusahaan saham konvensional memiliki lebih banyak profit karena memiliki prinsip menggunakan perangkat suku bunga.
5. Pengawasan Saham
Pertimbangan saham untuk pemula yang terakhir adalah pengetahuan akan pengawasan perusahaan itu sendiri. Saham syariah akan dipantau oleh OJK dan Dewan pengawas syariah, yang mana melakukan penyaringan dan mengawasi seluruh proses pengelolaan produknya sesuai dewan Syariah Nasional. Sedangkan Non syariah hanya tunduk dan diawasi oleh OJK saja.
Memiliki keinginan untuk terjun ke dunia saham dan investasi memang boleh saja, asalkan disebut sebagai aman dan halal. Hal ini tentunya jadi pertimbangan utama untuk muslim. Karenanya, perhatikan beberapa perbedaan tersebut dan jenis saham yang tersedia. Dengan demikian, Anda tidak akan terperdaya dengan Riba.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!