BRIS Siap Buka Kantor Cabang di Arab Saudi 2024

by Minsya
5 minutes read

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang dikenal sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia, memperlihatkan ambisinya untuk merambah pasar internasional dengan mengumumkan rencananya untuk membuka kantor cabang di Arab Saudi pada tahun 2024.

Kantor cabang yang direncanakan ini ditujukan untuk memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh pasar jemaah haji dan umroh asal Indonesia yang mengirimkan sekitar 220.000 jemaah haji dan lebih dari 1 juta jemaah umroh ke Arab Saudi setiap tahunnya.

Moh Adib, Direktur Treasury & International Banking BSI, menjelaskan bahwa langkah ini juga merupakan bagian dari strategi bank untuk memperluas cakupan bisnisnya di Timur Tengah. “Kantor cabang ini akan memungkinkan BRIS untuk memberikan layanan transaksi pembayaran kepada jemaah haji dan umroh, serta layanan keuangan lainnya sesuai prinsip syariah,” ujarnya.

Meskipun proses perizinan untuk membuka kantor cabang di Arab Saudi tidak mudah karena regulasi yang ketat, BRIS terus berupaya untuk mendapatkan izin dari Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA), otoritas keuangan setempat. Mereka juga menggandeng pihak terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, untuk mempercepat proses tersebut.

BRIS

Potensi Pasar

Pembukaan kantor cabang di Arab Saudi diharapkan dapat membuka peluang baru bagi BRIS untuk melayani masyarakat Indonesia yang tinggal dan berbisnis di sana. Selain itu, bank ini juga berharap dapat memperoleh porsi pasar sebesar 10 persen dari total potensi pasar jemaah haji dan umroh asal Indonesia, yang mencapai hampir Rp100 triliun per tahun.

Tidak hanya itu, langkah ini juga bertujuan untuk menegaskan eksistensi BRIS sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dan salah satu yang terkemuka di dunia. Dengan membuka kantor cabang di Arab Saudi, BRIS ingin menunjukkan bahwa bank syariah Indonesia mampu bersaing secara global dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi syariah secara luas.

Pembukaan kantor cabang di Arab Saudi juga menjadi langkah strategis bagi BRIS dalam merambah pasar internasional. Sebelumnya, BRIS telah mendapatkan lisensi penuh untuk membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab, pada tahun 2023. Rencana ke depannya termasuk membuka kantor cabang di negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Turki, sehingga semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain global di industri perbankan syariah.

Yield Positif di Awal 2024

Saham dari emiten perbankan syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, menunjukkan lonjakan signifikan dalam perdagangan pada Rabu (30/1/2024). Lonjakan tersebut terjadi menjelang pengumuman kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2023 yang dijadwalkan akan dirilis besok.

Saham BRIS berhasil mencatat kenaikan sebesar 6,88% dan ditutup pada level Rp 2.330 per unit. Kenaikan ini membawa saham BRIS mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, atau sejak Agustus 2021. Meskipun demikian, saham BRIS masih jauh dari mencapai level all time high (ATH) atau rekor tertingginya sejak merger, yang terjadi pada tanggal 25 Februari 2021, yaitu sebesar Rp 2.886.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memasuki tahun 2024 dengan optimisme tinggi, bertekad untuk meneruskan kinerja impresif seperti tahun sebelumnya. Optimisme ini sejalan dengan komitmen perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan dua digit.

Selama seminggu terakhir, saham BRIS terus menguat sebesar 16,67%, sedangkan secara year to date (ytd), saham BRIS telah mencatatkan kenaikan sebesar 36,78%.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menetapkan target laba bersih di tahun ini di atas 30%. Untuk mencapai target tersebut, BSI akan meningkatkan kinerja pembiayaan, terutama di segmen konsumsi, sambil tetap berupaya menjaga keseimbangan dengan segmen korporasi dengan memilih debitur secara lebih selektif. BSI mematok target penyaluran pembiayaan tumbuh di kisaran 16% sampai 19% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Di sisi lain, terkait dengan aksi korporasi di tahun 2024, perseroan terbuka dengan peluang ekspansi dan akuisisi, tetapi akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang ada. Namun, di tengah langkah agresif dalam melakukan ekspansi, manajemen BSI menekankan pentingnya mengelola modal dan dana dengan optimal.

Hingga saat ini, BSI masih belum menemukan investor yang akan menggantikan posisi BRI dan BNI sebagai pemegang saham yang berencana melakukan divestasi saham. Menurut Hery, pertimbangan mengenai investor strategis sedang dipertimbangkan oleh para pemegang saham.

Sebelumnya, saat penjajakan investor ke Timur Tengah, para calon investor menginginkan saham BSI dengan komposisi sebesar 15%-20%, namun tawaran yang diberikan hanya berkisar di angka 10% hingga 11%. Hal ini masih menjadi kendala dalam kesepakatan pengendalian saham.

Berdasarkan data RTI Business, hingga 31 Desember 2023, komposisi pemegang saham BSI terdiri atas Bank Mandiri yang memiliki 51,74% saham, diikuti BNI sebesar 23,24%, dan BRI mencapai 15,38%. Sementara itu, kepemilikan publik atas saham BSI adalah sebesar 9,87%.

Selama tahun 2023, BSI berhasil mencatat pertumbuhan laba sebesar 33,88% (yoy) menjadi Rp 5,70 triliun. Dalam menghadapi tahun 2024, BSI berharap dapat mempertahankan momentum positif ini dengan strategi yang tepat dan berkelanjutan.

Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!

You may also like

Leave a Comment

-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00