Indonesia, sebagai negara dengan sejuta kekayaan alam, telah melahirkan banyak perusahaan yang sukses di berbagai sektor. Salah satu perusahaan yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia adalah AQUA. Dia adalah perusahaan yang bergerak di bidang air minum dalam kemasan (AMDK) dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, pada satu titik dalam sejarahnya, mereka mengambil keputusan yang mengejutkan, yaitu memutuskan untuk go private.
Go private adalah aksi perusahaan yang biasanya go public atau melakukan penawaran umum perdana (IPO) memutuskan untuk mengambil kembali sahamnya dari pasar saham dan menjadi perusahaan tertutup. Keputusan ini bisa menjadi langkah besar yang memiliki dampak signifikan, baik untuk perusahaan itu sendiri maupun bagi masyarakat luas. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai kisah AQUA dan mengapa mereka memutuskan untuk go private.
AQUA adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1973 dan merupakan salah satu anak perusahaan dari Danone Group, perusahaan multinasional asal Prancis yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Dengan visi dan misi untuk menyediakan air minum berkualitas bagi masyarakat Indonesia, mereka dengan cepat tumbuh dan berkembang.
Perusahaan ini memiliki keunggulan dalam sumber daya alam Indonesia yang melimpah, terutama air bersih. Mereka telah membangun instalasi produksi di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan air minum bagi jutaan orang.
Langkah Awal Menuju Keputusan Go Private
Pada awalnya, AQUA adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1990 dengan harga IPO Rp7.500. Saham AQUA diperdagangkan di pasar saham, dan perusahaan ini mengumpulkan modal dari investor untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansinya. Namun, pada suatu saat, manajemen AQUA mulai mempertimbangkan untuk mengambil langkah yang berani ini.
Salah satu faktor utama yang mendorong mereka untuk memutuskan go private adalah volatilitas pasar saham. Pasar saham Indonesia, seperti pasar saham global lainnya, dapat sangat fluktuatif. Saham AQUA, yang sebelumnya dianggap stabil, mengalami naik turun yang signifikan, yang membuat manajemen perusahaan khawatir akan stabilitas jangka panjangnya.
Alasan-Alasan di Balik Keputusan Go Private
Ada beberapa alasan yang mendorong AQUA untuk memutuskan go private:
- Stabilitas jangka panjang: Dengan mengambil saham mereka dari pasar saham, AQUA dapat fokus pada pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang tanpa terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi pasar saham.
- Manajemen lebih fleksibel: Sebagai perusahaan swasta, AQUA memiliki lebih banyak kelonggaran dalam mengambil keputusan strategis tanpa harus mempertimbangkan ekspektasi investor publik.
- Efisiensi biaya: Proses menjaga keberadaan sebagai perusahaan publik memerlukan biaya yang signifikan, seperti biaya audit dan pemenuhan peraturan pasar modal. Dengan go private, mereka dapat mengurangi beban ini.
- Kepemilikan penuh: Dalam struktur swasta, perusahaan memiliki kendali penuh atas kepemilikan sahamnya, yang dapat meningkatkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan bisnis.
Proses Go Private
Proses go private tidaklah mudah. mereka harus melakukan berbagai langkah yang rumit, termasuk negosiasi dengan pemegang saham minoritas, perencanaan keuangan, dan persiapan hukum. Proses ini memerlukan waktu, sumber daya, dan biaya yang signifikan.
Salah satu langkah penting dalam proses go private adalah tender offer, di mana perusahaan menawarkan untuk membeli saham yang beredar di pasar saham dengan harga tertentu. Pemegang saham minoritas dapat menerima atau menolak tawaran ini. Sebenarnya mereka sudah berencana go private sejak tahun 2001. Namun dalam prosesnya banyak kendala yang dihadapi, seperti tidak sepakatnya harga offer untuk investor minoritas serta jumlah investor pada RUPS tidak memenuhi kuorum. Pada akhirnya, tahun 2010 aksi go private dapat benar-benar terlaksana dengan kesepakatan harga Rp500.000 per saham yang diberikan kepada masyarakat yang memegang saham AQUA.
Dampak Go Private bagi AQUA dan Masyarakat
Setelah berhasil go private, mereka melaporkan peningkatan stabilitas dalam operasinya. Mereka dapat merencanakan investasi jangka panjang tanpa harus khawatir tentang ekspektasi investor publik. Selain itu, mereka dapat merampingkan operasional dan mengurangi biaya yang terkait dengan pemeliharaan status sebagai perusahaan publik.
Bagi masyarakat, dampaknya mungkin tidak langsung terasa. mereka tetap beroperasi dan menyediakan air minum berkualitas seperti sebelumnya. Namun, keputusan go private ini dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan lebih banyak lapangan kerja dan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.
Kesimpulan
Kisah AQUA sebagai perusahaan Indonesia yang memutuskan go private adalah contoh nyata dari bagaimana perusahaan dapat mengambil keputusan strategis untuk mengoptimalkan operasional dan pertumbuhan jangka panjang mereka. Meskipun prosesnya rumit dan memerlukan investasi besar, AQUA melihat manfaat dalam mengambil saham mereka dari pasar saham dan menjadi perusahaan tertutup.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!
Achmad Abdul Arifin: Seorang Trader Saham Syariah yang Mempunyai Motto "Menjadi Tak Terlihat dan Melampauinya"