Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, terutama di kalangan konglomerat. Bukan hanya perusahaan, tetapi juga individu yang berada di puncak hierarki bisnis menjadi sasaran ambisi untuk menjadi orang terkaya. Artikel ini akan menjelaskan beberapa alasan mengapa konglomerat bersaing keras untuk mencapai status sebagai orang terkaya di dunia. Simak artikel berikut ini.
1. Ambisi dan Gairah
Salah satu alasan utama mengapa konglomerat bersaing untuk menjadi orang terkaya adalah ambisi dan gairah untuk mencapai puncak kesuksesan.Tidak semua orang memiliki sifat ambisius. Sifat ini tercipta setelah melewati berbagai tempaan dan keuletan dalam bekerja. Sifat ambisius memberikan dorongan yang kuat untuk menciptakan warisan dan membangun kekayaan yang dapat diteruskan kepada generasi berikutnya. Ambisi ini mendorong mereka untuk terus meningkatkan kinerja bisnis mereka dan mencari peluang investasi yang menguntungkan.
2. Pengaruh dan Kekuasaan
Kekayaan seringkali dihubungkan dengan pengaruh dan kekuasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Konglomerat yang menjadi orang terkaya memiliki kemampuan untuk memengaruhi kebijakan pemerintah, mengendalikan pasar keuangan, dan bahkan berpartisipasi dalam keputusan global. Dengan memiliki kekayaan yang besar, mereka dapat memainkan peran penting dalam membentuk arah bisnis dan politik dunia. Apalagi seorang pengusaha akan lebih mudah mendapatkan akses usaha yang lebih besar jika mereka mampu berkompromi bahkan mengendalikan para penguasa.
3. Akses Terhadap Peluang Investasi
Konglomerat yang menjadi orang terkaya memiliki akses lebih besar terhadap peluang investasi yang menguntungkan. Kekayaan mereka memungkinkan mereka untuk mengambil risiko lebih besar dan berinvestasi dalam proyek-proyek besar yang mungkin tidak dapat diakses oleh perusahaan atau individu lainnya. Dalam arti yang lebih sempit, para konglomerat tersebut akan lebih mudah dalam mendapatkan dana segar dari berbagai institusi penyedia dana pinjaman. Ini memberi mereka keunggulan kompetitif dalam menciptakan portofolio investasi yang beragam dan menguntungkan.
4. Meningkatkan Standar Hidup dan Gaya Hidup
Mungkin ini bukan alasan yang utama, karena sebenarnya para konglomerat itu saat ini sudah mencapai gaya hidup paling tinggi. Keinginan untuk meningkatkan standar hidup dan gaya hidup merupakan faktor motivasi lainnya bagi konglomerat untuk bersaing menjadi orang terkaya. Kekayaan memberi mereka kemampuan untuk menikmati fasilitas dan kenyamanan yang tinggi, termasuk properti mewah, perjalanan internasional, dan gaya hidup mewah lainnya. Mungkin lebih tepatnya untuk menjadikan keluarga besarnya memiliki gaya hidup yang sama seperti dirinya. Hal ini menciptakan dorongan tambahan untuk terus mengembangkan bisnis mereka.
5. Pencapaian Pribadi dan Prestise
Mencapai status sebagai orang terkaya juga dianggap sebagai pencapaian pribadi dan prestise. Hal ini dapat menjadi simbol kesuksesan dan dihormati oleh masyarakat. Pencapaian ini tidak hanya menciptakan kepuasan pribadi, tetapi juga membangun citra positif yang dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap konglomerat tersebut dan bisnis mereka. Tugas para Public Relation di perusahaan tersebut yang diharapkan dapat menjadikan citra bos-nya dikenal baik oleh masyarakat akan prestasi dan kekayaannya.
6. Tanggung Jawab Sosial
Meskipun motivasi utama mungkin bersifat pribadi atau bisnis, banyak konglomerat yang menjadi orang terkaya juga merangkul tanggung jawab sosial. Mereka memanfaatkan kekayaan mereka untuk mendukung inisiatif sosial, kemanusiaan, dan pembangunan masyarakat. Pencapaian kekayaan tertinggi dapat menjadi sarana bagi mereka untuk memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Dalam upaya untuk menjadi orang terkaya, konglomerat dihadapkan pada berbagai faktor motivasi yang melibatkan ambisi, kekuasaan, akses terhadap peluang investasi, peningkatan standar hidup, dan pencapaian pribadi. Meskipun tujuan ini mungkin terlihat materialistik, dampaknya dapat melampaui aspek keuangan dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa keberhasilan dalam mencapai kekayaan tidak selalu menjadi indikator tunggal kebahagiaan atau keberhasilan sejati dalam hidup.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!
Achmad Abdul Arifin: Seorang Trader Saham Syariah yang Mempunyai Motto "Menjadi Tak Terlihat dan Melampauinya"