Mencoba berinvestasi dalam bentuk saham merupakan suatu alternatif pilihan yang tepat untuk dilakukan. Pemilihan ini dirasa sangat cocok sebagai bentuk antisipasi dalam menangani masalah keuangan dan mulai menerapkan sistem manajemen yang efektif. Namun perlu perhatikan juga risiko yang bisa dialami. Yuk simak jenis risiko investasi saham.
1. Risiko Tidak Sistematis
Risiko investasi saham tidak sistematis diartikan sebagai bentuk risiko yang bisa dihindari dan dikendalikan. Risiko ini bisa diatasi dengan membangun atau mendiversifikasi portofolio investasi Anda. Risiko non-sistematis meliputi Risiko likuiditas atau risiko yang timbul dari kesulitan dalam mengumpulkan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan.
Selanjutnya terdapat risiko reinvestasi yang timbul dari imbal hasil aset keuangan yang harus diinvestasikan kembali oleh entitas. Anda juga bisa menemukan risiko keuangan yang merupakan suatu jenis risiko struktur pendanaan. Dan yang terakhir terdapat sebuah risiko bisnis yang biasanya terjadi karena adanya masalah terkait operasi perusahaan investasi.
2. Risiko Investasi Sistematis
Risiko investasi saham adalah potensi kerugian yang mungkin diderita investor dari kegiatan investasi tersebut. Risiko ini secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko investasi sistematis Ini adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau tidak bisa dikendalikan oleh perhitungan yang sedemikian rupa.
Jenis risiko investasi saham yang sistematis mampu memberikan pengaruh pada semua sekuritas dan tidak dapat dikurangi dengan diversifikasi. Beberapa jenis dari risiko sistematis meliputi Risiko suku bunga yang merupakan jenis risiko investasi yang timbul dari perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi hasil investasi. Selanjutnya terdapat risiko inflasi atau daya beli
Dengan kata lain, perubahan terkait inflasi dalam daya beli membuat peluang arus kas investasi menjadi kurang berharga di masa depan. Ketiga, risiko nilai tukar (valas) yang timbul dari fluktuasi nilai tukar, misalnya jika mata uang lokal terdepresiasi. Terakhir, Risiko yang disebabkan oleh perubahan harga komoditas tertentu. Biasanya tunduk pada fluktuasi harga dan penawaran dan permintaan.
Upaya Mengatasi Risiko Investasi Saham
1. Lakukan Pengawasan Terhadap Investasi
Setelah mengikuti tips di atas maka dapat mengatasi jenis risiko dalam investasi saham berikut dengan kendali penuh atas investasi. Untuk melakukan ini, pantau secara teratur pergerakan investasi. Tujuannya agar tidak melewatkan kesempatan menarik dengan keuntungan yang lebih besar. Anda juga bisa mengetahui kapan tren investasi sedang mengalami penurunan.
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi saham maka anda perlu memahami terlebih dahulu apa saja yang perlu dipersiapkan dan bagaimana cara untuk mendapatkan keuntungan. Selain memperhatikan keuntungan, anda juga perlu melakukan pertimbanagn terhadap kemungkinan risiko yang akan dihadapi seperti yang disebutkan diatas.
2. Menetapkan Target Investasi
Keuntungan atau pengembalian dan risiko investasi saling terkait. Jika pengembaliannya tinggi, risikonya tinggi. Sebaliknya, jika pengembalian investasi rendah, maka nantinya akan menghadapi risiko yang lebih kecil. Sebelum berinvestasi, Anda bisa belajar banyak dengan menetapkan tujuan terlebih dahulu. Mulailah dengan memutuskan tujuan dari investasi.
Kemudian pastikan jenis investasi yang diinginkan, serta jenis risiko yang mungkin dihadapi. Misalnya, jika Anda ingin berinvestasi untuk jangka pendek dengan risiko minimal pilihlah reksa dana. Kendaraan investasi ini juga cocok untuk investor yang belum berpengalaman. Jika Anda sudah memahami pasar dan jenis investasi yang berbeda, Anda dapat beralih ke tingkat risiko yang lebih tinggi.
3. Selalu Waspada dengan Penipuan
Agar tidak mengalami 2 jenis risiko dalam investasi saham diatas perhatian legalitas hukum saham. Sejumlah besar investor terlibat dalam investasi gelap. Untuk menghindari penipuan ini, periksa apakah lembaga keuangan atau perusahaan yang dipertimbangkan untuk berinvestasi sudah memiliki legitimasi hukum yang jelas dan diawasi oleh OJK.
Untuk bisa melakukan investasi, pastikan jenis perusahaan atau investor yang dipilih sudah terpercaya dan harus mendapatkan persetujuan resmi dari OJK. Hal ini juga berlaku untuk manajer investasi, bank kustodian dan distributor. Jika anda tidak memperhatikan poin tersebut maka akan sangat rawan terjerat dengan investasi bodong yang akan banyak merugikan.
Suka dengan artikel ini? Yuk sharing ke temen-temen kamu ya. Semoga bermanfaat!